JudulUJI EKSTRAK ETANOL DAUN HANTAP (Sterculia Coccinea Jack.) SEBAGAI ANTI-TUKAK LAMBUNG PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus Norvegicus) YANG DIINDUKSI DENGAN METODE STRES |
Nama: GLADIES MELINDA LOKONG |
Tahun: 2023 |
Abstrak Penyakit tukak lambung merupakan salah satu penyakit saluran pencernaan yang banyak diderita oleh masyarakat dengan prevalensi mencapai 2.174 kasus kematian (0,13%) di Indonesia tahun 2020. Salah satu tumbuhan obat yang diduga memiliki aktivitas sebagai anti-tukak lambung yaitu daun hantap (Sterculia coccinea Jack.) yang mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan tanin. Senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun hantap berfungsi sebagai antioksidan dan gastroprotektif untuk melindungi dan mengurangi tukak yang terbentuk pada mukosa lambung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek anti-tukak lambung ekstrak daun hantap (Sterculia coccinea Jack.) pada tikus putih jantan yang diinduksi dengan metode stres. Metode stres yang digunakan yaitu stres water immersion dan cold resistant. Metode ini dilakukan untuk mengetahui proses perkembangan tukak pada lambung yang disebabkan oleh stres. Ekstrak daun hantap (EEDH) diperoleh dengan cara maserasi menggunakan etanol 96?n diperoleh rendemen sebesar 7,8%. Pengujian efek anti-tukak metode stres water immersion dengan cara tikus dimasukkan ke dalam restrainer lalu direndam dalam air dingin dengan suhu 17 ?C selama 8 jam. Kemudian dilanjutkan dengan metode stres cold-resistant, tikus dibiarkan tetap berada dalam restrainer dan dimasukkan ke dalam ruangan dingin pada suhu 4 ?C selama 2 jam. Setelah itu, tikus dikorbankan dan diambil organ lambungnya untuk diamati secara makroskopis. Hasil pengamatan makroskopis lambung pada parameter persen inhibisi tukak menunjukkan EEDH dosis 50, 100 dan 200 mg/kg BB tidak memiliki perbedaan yang signifikan (p < 0,05) dengan ranitidin. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian EEDH dosis 50, 100 dan 200 mg/Kg BB memiliki efek gastroprotektif yang sama dan sebanding dengan ranitidin. Peningkatan dosis EEDH tidak menunjukkan adanya peningkatan efek gastroprotektif sehingga dosis optimum EEDH sebagai gastroprotektif adalah dosis 50 mg/kg BB. |