JudulANALISIS BIAYA TOTAL HIPERPLASIA PROSTAT DI RSUD UNDATA PALU PERIODE 2018 |
Nama: JESICHA NATANIA TALIPUDDIN |
Tahun: 2020 |
Abstrak Hiperplasia prostat jinak/benign prostatic hyperplasia (BPH) merupakan keadaan dimana kelenjar prostat mengalami pembesaran dan memanjang ke atas kedalam kandung kemih. Beban sosial dan ekonomi kemungkinan besar akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah pria yang mengalami lower urinary track symtoms (LUTS) yang disebabkan oleh meningkatnya penyebaran BPH. Tujuan dari Penelitian ini untuk mengetahui analisis total biaya pada pasien hiperplasia prostat di RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian dilaksanakan di ruang rekam medik rawat inap dan ruang BPJS di RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah. Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang dilakukan dengan pendekatan secara retrospektif, dimana sampel diambil dengan teknik purposive sampling dari rekam medik dan bukti pembayaran pasien hiperplasia prostat jinak (BPH). Variabel penelitian berupa biaya medis langsung pada pasien operasi TURP dan medikamentosa. Jumlah populasi pasien Hiperplasia Prostat rawat inap periode 2018 sebanyak 116 pasien, yang memenuhi kriteria inklusi 33 pasien dan ekslusi 83 pasien. Pasien yang menjalani operasi TURP 26 pasien dan medikamentosa 7 pasien. Hasil penelitian menunjukkan kejadian Hiperplasia Prostat paling banyak terjadi pada usia 61-70 tahun (76%) dan pekerjaan sebagai wiraswata (34%). Adapaun total biaya medis langsung pada pasien Hiperplasia Prostat yang operasi TURP sebesar Rp549,753,713 dengan rata-rata biaya Rp109,950,743 dan medikamentosa sebesar Rp14,812,125 dengan rata-rata biaya Rp3,703,031.. Kata kunci : Hiperplasia prostat jinak, analisis biaya |