JudulPERENCANAAN SISTEM KOORDINASI PROTEKSI PADA JARINGAN DISTRIBUSI DI UNIVERSITAS TADULAKO |
Nama: SURYANI WINDASARI |
Tahun: 2023 |
Abstrak Sistem proteksi pada jaringan distribusi tenaga listrik merupakan hal yang sangat penting, karena sistem proteksi ini dapat mencegah terjadinya gangguan, salah satu gangguan yang memerlukan adanya pengaman lebih lanjut ialah gangguan hubung singkat. Saat ini UNTAD dilayani oleh 2 penyulang yaitu penyulang Flaminggo dari gardu induk Talise dan penyulang Arwana dari Rayon Kota. UNTAD juga mempunyai perencanaan pembangunan jaringan tegangan menengah (JTM 20 kV) melalui rekonfigurasi. Hal ini bertujuan untuk mempermudah perawatan dan pengoptimalan penyebaran energi listrik ke setiap zona atau fakultas. Adanya rekonfigurasi jaringan tentunya akan menyebabkan perubahan nilai hubung singkat pada jaringan yang secara langsung mempengaruhi nilai setting proteksi arus lebih (over current). Berdasarkan hal ini perlunya perencanaan proteksi untuk menjamin sistem perlindungan kelistrikan yang ada di Universitas Tadulako. Dalam menentukan nilai TMS (time multiplier setting) pada relay arus lebih dan relay gangguan tanah dilakukan dengan menghitung arus hubung singkat pada masing-masing penyulang menggunakan simulasi software ETAP (Electrical Transient Analysis Program) 12.6.0. Hasil hubung singkat yang akan dihitung yaitu hubung singkat 3 fasa untuk relay arus lebih dengan arus gangguan terbesar terjadi pada gedung Ekonomi 1 dengan nilai arus gangguan yaitu 5,684 kA dan arus gangguan terkecil terjadi pada gedung pasca sarjana dengan nilai arus gangguan sebesar 5,042 kA. Sedangkan hubung singkat 1 fasa ketanah untuk relay gangguan tanah dengan arus gangguan terbesar terjadi pada gedung Ekonomi 2 dengan nilai arus gangguan yaitu 5,944 kA dan arus gangguan terkecil terjadi pada gedung ekonomi 1 dengan nilai arus gangguan sebesar 5,029 kA. Berdasarkan hasil perhitungan Iset OCR (Over Current Relay) dan Iset GFR (Ground Fault Relay), langkah selanjutnya adalah melakukan simulasi koordinasi proteksi antara masing-masing relay OCR dan relay GFR. Waktu trip HVCB 010 yaitu 0,3 detik, sedangkan waktu trip HVCB 010A 0,5 detik dan HVCB 010B 0,7 detik. Tidak terdapat kurva tumpang tindih antara relay dan setiap relay membutuhkan waktu delay sebesar 0,2 detik untuk trip. Hal ini membuktikan koordinasi OCR pada trafo 10 sudah baik. Semakin jauh letak relay arus lebih dari pembangkit, setting waktu dan arus harus lebih kecil dari pada setting relay dibelakangnya agar terkoordinasi dengan baik dan saat terjadi gangguan relay terjauh akan bekerja terlebih dahulu. Hal tersebut terlihat dari hasil running simulasi dimana relay dapat mentrip-kan secara berurutan dari yang paling dekat dengan sumber gangguan. Kata Kunci : Arus Hubung Singkat, Relay Arus Lebih, Relay Gangguan Tanah |