JudulKINERJA PELAYANAN TRANSPORTASI PUBLIK ANGKUTAN KOTA JALUR SUDIANG MAROS DI KOTA MAKASSAR |
Nama: MUHAMMAD ABRAAR THARIQ |
Tahun: 2024 |
Abstrak Muhammad Abraar Thariq, F23117049, Tahun 2024 “Kinerja Pelayanan Transportasi Publik Angkutan Kota Jalur Sudiang Maros di Kota Makassar” Di bimbing oleh Muhammad Najib. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur bagaimana tingkat kinerja pelayanan transportasi publik angkutan kota “Pete-pete” pada jalur Sudiang Maros di Makassar, seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman angkutan kota “Pete-pete” semakin berkurang. Jalur Sudiang Maros merupakan lintasan yang berada pada Trayek Pangkep-Daya, jalur Sudiang Maros memiliki panjang sekitar 18,47 km. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan sebagai bentuk untuk mengetahui kondisi eksisting dan juga seperti apa pelayanan angkutan kota saat ini. Metode yang digunakan dalam meneliti kinerja pelayanan transportasi publik angkutan kota adalah metode penelitian kuantitatif. Perhitungan mengacu pada Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Nomor 687/AJ.206/DRJD/2002. Dengan menggunakan variabel penelitian “Pelayanan angkutan” dan analisis Rute dan Operasi, maka dalam menghitung dan mengukur tingkat kinerja pelayanan melalui pembobotan indikator standar kinerja pelayanan dan perhitungan parameter kinerja pelayanan angkutan kota. Hasil penelitian dihitung dan dianalisis dengan 10 indikator standar kinerja pelayanan yang meliputi, 1) jumlah penumpang; 2) faktor muat; 3) waktu perjalanan; 4) kecepatan perjalanan; 5) waktu pelayanan; 6) armada yang beroperasi; 7) frekuensi pelayanan; 8) jarak antar kendaraan; 9) waktu tunggu; dan 10) sirkulasi waktu. Perhitungan dibagi menjadi hari kerja dan hari libur untuk melihat adanya perbedaan kinerja pelayanan. Setelah perhitungan akhir, maka diperoleh nilai untuk kinerja pelayanan angkutan kota yaitu pada hari kerja dan hari libur adalah dengan masing-masing bobot nilai 2. Kesimpulannya, perhitungan kinerja pelayanan transportasi publik angkutan kota, diperoleh bobot nilai akhir yang akan menentukan tingkat kinerja pelayanan angkutan. Dengan demikian, sesuai Departemen Perhubungan RI bahwa poin-poin efektifivitas dan efisiensi yang mencakupi dalam kinerja pelayanan angkutan kota “Pete-pete” jalur Sudiang Maros hanya 4 poin dari 6 poin untuk bagian efektif dan 1 poin dari 3 poin yang ada untuk efisien. Sehingga berdasarkan Departemen Perhubungan RI bahwa kinerja pelayanan angkutan kota “Pete-pete” belum bisa dikatakan efektif dan efisien karena adanya poin-poin yang tidak dapat terpenuhi. Kata Kunci: Kinerja Pelayanan, Transportasi Publik, Angkutan Kota |