Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulPenataan Ruang Kawasan Patahan Aktif Palu-Koro Di Kecamatan Palu Barat
Nama: MUH. HARKAT ADHITYA RAMADHAN
Tahun: 2021
Abstrak
ABSTRAK PENATAAN RUANG KAWASAN PATAHAN AKTIF PALU-KORO DI KECAMATAN PALU BARAT Muh. Harkat Adhitya Ramadhan1,3 Andi Chairul Achsan2,3 E-mail: harkatadhitya@gmail.com Penataan ruang sebagai suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Berdasarkan UU No. 26 tahun 2007, penataan ruang yang holistik dan komprehensif perlu diselenggarakan berdasar pada mitigasi bencana. Kecamatan Palu Barat merupakan salah satu wilayah paling rawan bencana di Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan fakta adanya kawasan likuefaksi, kawasan tsunami dan zona patahan aktif Sesar Palu-Koro yang terjadi pada tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Analisis yang digunakan merupakan analisis spasial dengan teknik analisis Multiple-Ring Buffer dan Superimpose (overlay) terhadap data spasial yang terkait. Setelahnya, hasil dari analisis spasial akan dideskripsikan serta menjadi arahan penataan ruang kawasan rawan bencana patahan aktif dalam hal ini studi kasus di Kecamatan Palu Barat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kawasan rawan bencana patahan aktif Palu-Koro seluas 18,45 ha, kawasan rawan bencana likuefaksi seluas 50,05 ha dan kawasan rawan bencana tsunami seluas 60,81 ha. Penataan ruang kawasan patahan aktif disarankan untuk berdasarkan kebencanaan sehingga kawasan patahan aktif dapat di rekomendasikan sebagai kawasan lindung yang dapat berfungsi sebagai ruang terbuka hijau, kawasan geowisata dan kawasan penelitian patahan aktif. Adapun rekomendasi penataan ruang pada kawasan rawan bencana tersebut dijabarkan secara deskriptif disertai penyajian peta. Kata Kunci: Penataan Ruang, Patahan Aktif Palu-Koro, Kawasan Rawan Bencana. 1 Mahasiswa Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota, Indonesia 2 Dosen Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Tadulako 3 Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Indonesia ----------------------------------------------------- ABSTRACT SPATIAL PLANNING OF THE PALU-KORO ACTIVE FAULT AREA AT THE SUBDISTRICT OF WEST PALU Muh. Harkat Adhitya Ramadhan1,3 Andi Chairul Achsan2,3 E-mail: harkatadhitya@gmail.com Spatial planning as a system for spatial planning, spatial use and spatial use control processes. Based on legislation no. 26 of 2007, holistic and comprehensive spatial planning needs to be implemented based on disaster mitigation. West Palu sub-district is one of the most disaster-prone areas in Indonesia. This is evidenced by the fact that there are a liquefaction area, a tsunami area and an active fault zone for the Palu-Koro Fault which occurred in 2018. This research uses the descriptive quantitative method. Spatial analysis techniques are Multiple-Ring Buffer and Superimposed (overlay) towards spatial data. Afterward, the results of the spatial analysis will be described and become the instruction towards spatial planning of active fault-prone areas in this case study in the sub-district of West Palu. The results of this study indicate that the active fault-prone area of PaluKoro is 18,45 ha, the liquefaction-prone area is 50,05 ha and the tsunami-prone area is 60,81 ha. Spatial planning for active fault areas is recommended based on disasters so that active fault areas can be recommended as protected areas that can function as green open spaces, geotourism areas and active fault research areas. The recommendations for spatial planning in disaster-prone areas are described descriptively along with a map presentation. Keywords: Spatial Planning, Palu-Koro Active Fault, Disaster Prone Zones. 1 Student of Urban and Regional Planning, Indonesia 2 Lecture of Urban and Regional Planning Tadulako University 3 Faculty of Engineering Tadulako University, Indonesia

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up