Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulREVITALISASI KAWASAN PESISIR KELURAHAN SILAE, LERE, BESUSU BARAT DAN TALISE (SILABETA) PASCA BENCANA DENGAN KONSEP MITIGASI BENCANA
Nama: RADHIATUL MAR'AH
Tahun: 2022
Abstrak
Bencana gempa dan tsunami pada 28 september 2018 memberikan dampak yang besar terhadap hancurnya sebagian besar kawasan pesisir di Kota Palu khususnya kawasan pesisir di Kelurahan Silae, Lere, Besusu barat dan Talise (SILABETA). Kawasan pesisir Kelurahan Silabeta merupakan kawasan strategis pertumbuhan ekonomi di Kota Palu karena potensi keindahan alamnya, yaitu wisata pantai Teluk Palu. Selain menyimpan potensi keindahan alam kawasan tersebut juga memiliki potensi bencana yang cukup besar pada kawasannya dan merupakan kawasan terparah terdampak bencana pada 28 september 2018 di Kota Palu. Penelitian ini bertujuan untuk merevitalisasi kawasan pesisir Kelurahan Silae, Lere, Besusu barat dan Talise (SILABETA) pasca bencana sehingga menghasilkan pemanfaatan ruang kawasan yang tepat dengan menerapkan konsep mitigasi bencana, sebagai upaya untuk mengurangi atau mencegah dampak kerusakan yang parah akibat bencana tsunami. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan melakukan studi pustaka dan penelitian lapangan. Analisis deskriptif dilakukan dengan menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data yang diperoleh dari data primer dan data sekunder terkait kebijakan pemanfaatan kawasan pesisir dan mitigasi bencana. Sedangkan penelitian lapangan dilakukan dengan survey lapangan untuk memperoleh data konsisi fisik kawasan pasca bencana kemudian melakukan analisis spasial menggunakan software GIS. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa untuk merevitalisasi kawasan pesisir Kelurahan Silabeta pasca bencana adalah dengan menerapkan revitalisasi yang sesuai dengan karakteristik dan tipe kawasan dengan konsep pentaan kawasan rawan bencana. Kegiatan pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai atau kawasan yang berada pada zona merah yang berfungsi sebagai hunian atau bangunan-bangunan penting harus direlokasikan ke tempat yang lebih aman, namun jika dalam hal kegiatan pemanfaatan ruang kawasan yang telah terbangun (tipologi keterlanjuran), wajib memenuhi standar ketentuan bangunan tahan gempa dan tsunami sesuai dengan SNI 1726, serta menerapkan konsep penataan ruang yang memberikan keselarasan dan keseimbangan antara mitigasi bencana/lingkungan, perlindungan kepentingan umum dan pengembangan ekonomi kawasan. mengintegrasikan fasilitas umum dengan kebencanaan dan mengembangkan konsep zonasi/penataan ruang dengan keindahan, keselamatan dan keberaturan.

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up