Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulKarakteristik Alterasi Hidrotermal Pada Endapan Epitermal Sulfidasi Rendah Di Daerah Poboya, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah
Nama: VINOLIA GRANETSYA
Tahun: 2024
Abstrak
Prospek emas Poboya terletak di Kota Palu, Sulawesi Tengah dan merupakan prospek mineralisasi emas dengan tipe endapan epitermal sulfidasi rendah. Alterasi hidrotermal berkaitan dengan mineralisasi, dimana alterasi hidrotermal diakibatkan adanya interaksi fluida hidrotermal dengan batuan dinding. Aktivitas struktur geologi regional Sesar Palu-Koro mengontrol pembentukan jalur fluida hidrotermal berupa rekahan pada daerah penelitian. Maksud dan tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik alterasi hidrotermal pada endapan epitermal sulfidasi rendah berupa mineral-mineral alterasi, tipe alterasi hidrotermal, intensitas alterasi, temperatur mineral alterasi dan zona penyebaran lateral tipe alterasi hidrotermal pada daerah penelitian. Penelitian ini menggunakan metode pemetaan geologi permukaan dengan analisis megaskopis, petrografi dan X-Ray Diffraction (XRD). Berdasarkan hasil penelitian diketahui tipe alterasi hidrotermal di daerah penelitian yaitu alterasi silisifikasi (kuarsa) dengan intensitas alterasi sedang (26-50%) – kuat (51-75%), temperatur 100-300oC, pH netral; alterasi argilik (ilit-kuarsa) dengan intensitas alterasi sangat kuat (76-100%), temperatur >200-320oC, pH netral; alterasi argilik lanjut (alunit-kaolinit-kuarsa) dengan intensitas alterasi sangat kuat (76-100%), temperatur 30-200oC, pH netral sampai asam; dan alterasi sub propilitik (albit-klorit-laumontit) dengan intensitas alterasi kuat (51-75%), temperatur 120-220oC, pH netral sampai basa. Zona penyebaran lateral tipe alterasi hidrotermal di lokasi penelitian menunjukkan zona alterasi silisifikasi dijumpai menempati 14,18?erah penelitian, zona argilik menempati 2,54?gian timur daerah penelitian zona argilik lanjut menempati 5,81?gian baratdaya ke utara lokasi penelitian dan zona sub propilitik merupakan zona terluar dengan penyebaran paling luas yaitu menempati 77,45?ri total keseluruhan daerah yang mengalami alterasi. Penentuan zona alterasi secara lateral memberikan gambaran penyebaran alterasi berdasarkan data permukaan.

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up