JudulKAJIAN ALTERNATIF BANGUNAN PELINDUNG PANTAI UNTUK PENANGGULANGAN BANJIR ROB DI PANTAI SIRENJA |
Nama: WIRA YUDA TRISNA |
Tahun: 2024 |
Abstrak Akibat gempa bumi yang terjadi pada tanggal 28 September 2018 di Kabupaten Donggala tepatnya di Kecamatan Sirenja Desa Tompe dimungkinkan terjadi fenomena landsubsidence yaitu terjadinya penurunan tanah hingga menyebabkan rusaknya infrastruktur eksisting pelindung pantai dan menyebabkan masuknya air pasang laut menuju ke daratan (banjir rob), disisi lain kemungkinan penyebab terjadinya banjir rob di Pantai Sirenja dipengaruhi oleh abrasi yaitu pengikisan daerah pantai yang diakibatkan oleh gelombang dan arus hingga rusaknya infrastruktur eksisting pelindung pantai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya banjir rob dan penanganan terhadap Pantai Sirenja akibat dari banjir rob yang terjadi. Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisa perubahan topografi dan batimetri dengan metode overlay cut and fill sebelum dan setelah bencana, selanjutnya dilakukan analisis SWOT untuk melakukan pemilihan bangunan yang tepat dalam menangani banjir rob yang terjadi. Hasil analisa perubahan topografi dan batimetri menunjukan sebelum terjadinya bencana gempa dan tsunami, nilai kedalaman laut mencapai ± -97, 943 m dan tinggi daratan berada pada ± 13 m setelah terjadinya gempa bumi dan tsunami kondisi kedalaman laut mencapai ± - 59,0555 m dengan tinggi daratan berada pada ± + 8,48 Mdpl kemudian terjadi longsoran dan timbunan dengan total luasan longsoran sebesar 0,100 km2 dengan total volumenya sebesar 931.531 m3 dan total luasan timbunan sebesar 0.308 km2 dengan total volumenya sebesar 3.017.743 m3. Kemudian dari hasil analisis SWOT terhadap pemilihan bangunan yang tepat untuk menangani banjir rob di Pantai Sirenja dari masing – masing alternatif bangunan untuk mengatasi permasalahn di Pantai Sirenja pada kondisi dengan perlakuan bangunan Seawall sebagai polder mendapatkan nilai sebesar 47, perlakuan dengan Revetmen sebagai polder mendapatkan nilai sebesar 31, dengan perlakuan breakwater mendapatkan nilai sebesar -32, dan nilai skor kondisi dengan perlakuan dengan groin sebesar -34. Dengan adanya perubahan topografi dan batimetri antara sebelum dan sesudahnya bencana menunjukan hasil yang signifikan bahwa pada Pantai Sirenja benar terjadi penurunan tanah/landsubsidence rata-rata sebesar ± 5 m dan berdasarkan analisis cut and fill terjadi perubahan dasar laut dimana volume timbunan lebih dominan. Maka dapat disimpulkan terjadinya banjir rob pada Pantai Sirenja disebabkan terjadinya penurunan tanah/landsubsidance dan bangunan yang tepat dalam melindungi Pantai Sirenja dari banjir rob adalah Seawall dengan sistem polder. |