JudulANALISIS EROSI DAN PERGERAKAN SEDIMEN DI PERTEMUAN DUA SUNGAI (STUDI KASUS PADA SUNGAI TAWAELI PROVINSI SULAWESI TENGAH) |
Nama: MUHAMMAD SAFAR |
Tahun: 2022 |
Abstrak ABSTRAK Muhammad Safar (2021), dengan judul “Analisis Erosi Dan Pergerakan Sedimen Di Pertemuan Dua Sungai (Studi Kasus Pada Sungai Tawaeli Provinsi Sulawesi Tengah)”. Dibimbing oleh Muhammad Galib Ishak dan I Gede Tunas. Penelitian dilaksanakan di lokasi pertemuan dua aliran di Sungai Tawaeli Desa Nupabomba Kecamatan Tanantovea. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Untuk mengetahui laju erosi di dalam DAS sebagai bagian dari sumber tanspor sedimen di pertemuan Sungai Tawaeli. Adapun metode penelitian ini yaitu melakukan pengumpulan data primer dan data sekunder. Dalam menentukan nilai laju erosi, peneliti menggunakan metode USLE (Universal Soil Losss Equation). Melalui perhitungan nilai laju erosi dengan metode USLE menggunakan ArcGIS diperoleh total nilai laju erosi yang terjadi pada wilayah DAS Tawaeli Hulu adalah sebesar 13506,865 ton/tahun yang mana setiap hektarnya DAS tersebut mampu menghasilkan sedimen dari proses erosi sebesar 4,3977 ton/ha/tahun yang masuk dalam klasifikasi sangat rendah berdasarkan kriteria nilai tingkat bahaya erosi, dan berdasarkan kelas tingkat bahaya erosinya, sebagian besar area DAS tersebut, yakni seluas 3053,572 ha atau setara dengan 99,42?ri luas total DAS Tawaeli Hulu masuk dalam kategori wilayah dengan tingkat bahaya erosi yang sangat rendah. Pada hasil analisis melalui sediment delivery ratio (SDR) menggunakan persamaan Renfro (1984) diperoleh nilai SDR sebesar 0.358 untuk Sub DAS I dan 0.534 untuk Sub DAS II yang menunjukkan bahwa tidak semua sedimen dari proses erosi terangkut atau masuk ke dalam sungai, sehingga sedimen yang dihasilkanpun pada oulet sungai (penampang 3.4) lebih kecil dari nilai laju erosi yang dihasilkan, yakni sebesar 261,278 ton/tahun. Selain itu, dari hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa konfigurasi dasar sungai di area titik pertemuan anak sungai mengalami perubahan dari yang sebelumnya memiliki elevasi dasar setinggi 175,143 m, setelah terjadi fenomena agradasi yang ditandai dengan peningkatan elevasi dasar sungai setinggi 0,348 meter. Kata kunci: Erosi, Sedimen, Pertemuan Sungai. |