JudulANALISA DEBIT AKIBAT PERUBAHAN DAERAH TANGKAPAN AIR SETELAH GEMPA DAN LIKUIFAKSI STUDI KASUS: CATHMENT AREA BALAROA |
Nama: EKA WAHYUDIANTORO |
Tahun: 2021 |
Abstrak ABSTRAK Eka Wahyudiantoro (2020), dengan judul “Analisa Debit Akibat Perubahan Daerah Tangkapan Air Setelah Gempa Dan Likuifaksi Studi Kasus: Cathment Area Balaroa”. Dibimbing oleh Andi Rusdin dan I Gede Tunas. Penelitian ini bertujuan untuk bagaimana perubahan karakteristik Daerah Tangkapan Air (Catchment Area) Kelurahan Balaroa setelah gempa dan likuifaksi. Serta untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan karakteristik Daerah Tangkapan Air (Catchment Area) Kelurahan Balaroa setelah gempa dan likuifaksi terhadap debit. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Kuantitatif. Metode analisis yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian adalah dengan menggunakan analisis model SWAT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum bencana gempa dan likuifaksi, pola aliran air pada wilayah Balaroa memiliki berbentuk yang bervariasi mulai dari paralel hingga dendrik. Setelah bencana gempa dan likuifaksi, pola aliran air mengalami sedikit perubahan, yang mana salah satu sub basin membentuk pola ponnate, yang pola aliran ini membentuk sudut lancip. Selain itu pada sub basin lainnya menunjukkan adanya pembentukkan cabang drainase yang baru membentuk pola paralel, sehingga dapat diasumsikan bahwa telah terjadi perubahan karakteristik daerah tangkapan air (catchment area) di kawasan Balaroa setelah gempa dan likuifaksi melanda wilayah tersebut. Selain itu dari hasil simulasi melalui proses running sebanyak tiga kali menunjukkan adanya perubahan karakteristik catchment area di Kawasan Balaroa setelah gempa dan likuifaksi yang berpengaruh terhadap debit air di wilayah tersebut, pada hasil simulasi menunjukkan nilai total debit simulasi sebelum bencana gempa dan likuifaksi ialah 1338,6882 m3/detik, turun menjadi 1336,2421 m3/detik, artinya terjadi penurunan debit sebesar 2,45? m3/detik. Kata kunci: Debit, Catchment Area, Gempa Dan Likuifaksi |