JudulPERENCANAAN STRUKTUR ATAS BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING |
Nama: MOH. RIZQIAWAN PUTRA |
Tahun: 2025 |
Abstrak Pasca gempa 2018, sejumlah konstruksi di Kota Palu khususnya gedung-gedung tumbuh berkembang pesat. Pada konstruksi gedung yang menggunakan struktur baja, penggunaaan bresing bertujuan untuk mengurangi simpangan dan meningkatkan kapasitas gaya geser yang memicu terjadinya retak. Baja menghasilkan daktilitas yang lebih besar jika dibandingkan dengan material struktur lainnya, sehingga hal tersebut merupakan persyaratan utama dalam mendesain struktur baja tahan gempa. Dalam penelitian ini, struktur gedung direncanakan 3 (tiga) lantai yang memiliki fungsi sebagai fasilitas pendidikan. Sistem struktur yang digunakan adalah sistem ganda berupa kombinasi Sistem Rangka Baja Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan sistem penahan gaya lateral yaitu Sistem Rangka Bresing Konsentris Khusus (SRBKK). Material yang digunakan yaitu mutu BJ 41 (fy = 250 MPa; fu = 410 MPa) dan beton menggunakan mutu f’c = 25 MPa. Beban-beban yang bekerja pada struktur berupa beban mati, beban hidup, beban angin, beban air hujan, dan beban gempa. Hasil dari analisis struktur berupa: Diperoleh partisipasi massa 99,42% untuk arah x pada mode 4 dan 98,97% untuk arah y pada mode 5, digunakan metode SRSS untuk mengkombinasikan jumlah modal ragam yang digunakan, diperoleh gaya geser gempa dinamik respons spektrum (arah x = 281993,31 kg dan arah y = 280187,36 kg) telah melebihi dari gaya geser gempa statik ekivalen (arah x dan arah y = 280096,09 kg), simpangan yang terjadi pada arah x dan arah y tidak melebihi dari simpangan izin sebesar 34,615 mm, koefisien stabilitas yang diperoleh pada arah x dan arah y tidak melebihi dari batas pengaruh P-delta sebesar 0,1 dan batas stabilitas struktur sebesar 0,0909, struktur tidak terjadi ketidakberaturan horizontal dan ketidakberaturan vertikal, Sistem Rangka Baja Pemikul Momen Khusus (SRPMK) telah melebihi persentase 25% (arah x = 62,49?n arah y = 58,26%), level kinerja struktur arah x dan arah y berada pada kondisi Damage Control. Hasil dari desain elemen struktur berupa tebal pelat lantai top floor adalah 9 cm, tebal pelat lantai gedung (lantai 3, 2, dan 1) adalah 9 cm, balok anak top floor I-WF 150 x 100, balok anak lantai gedung (lantai 3 dan 2) I-WF 250 x 175, balok induk I-WF 300 x 150, bresing I-WF 200 x 150, kolom H-BEAM 300 x 300, serta base plate kolom 500 mm x 330 mm. |