JudulKARAKTERISTIK TANAH YANG TERLIKUEFAKSI DAN TAK TERLIKUEFAKSI PADA LONGSORAN BAGIAN ATAS KELURAHAN PETOBO DENGAN ALAT GEOLISTRIK |
Nama: MOH. UPIK GIRAL ISHAK |
Tahun: 2024 |
Abstrak Pada tanggal 28 September 2018, terjadi gempa tektonik dengan kekuatan 7,4 Magnitudo (Mw) di Kota Palu. Kemudian, diikuti oleh kejadian tsunami dan timbulnya fenomena likuefaksi. Likuefaksi terjadi dibeberapa lokasi di Kota Palu, Kab. Sigi, dan Kab. Donggala yaitu wilayah Petobo, Sibalaya, Jono Oge, Lolu dan Desa Balaroa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik tanah menggunakan alat Geolistrik Resistivitas, pengujian laboratorium berupa Analisa Saringan dan Batas - Batas Atterberg. Dalam penelitian ini digunakan metode geolistrik resistivitas dengan menggunakan konfigurasi Wenner serta pengujian laboratorium. Hasil pengolahan data geolistrik dalam perangkat lunak Res2dinv pada lintasan terlikuefaksi nilai resistivitas 2,45 - 94,7 ?m diklasifikasikan tanah pasir berlempung dengan kedalaman 0 – 6,38 m, nilai resistivitas 94,8 – 408,0 ?m diklasifikasikan tanah alluvium berkerikil dengan kedalaman lebih dari 6,38 m. Pada lintasan tak terlikuefaksi nilai resistivitas 6,03 – 11,90 ?m diklasifikasikan tanah pasir berlempung dengan kedalaman 0 – 2,70 m, nilai resistivitas 11,91 – 180,01 ?m diklasifikasikan tanah pasir lempung berkerikil dengan kedalaman 2,70 – 5,80 m, nilai resistivitas 180,02 – 700,0 ?m diklasifikasikan tanah kerikil berpasir, kerikil kering dengan kedalaman lebih dari 5,80 m. Berdasarkan uji laboratorium untuk pengujian Analisa aringan dan Batas – Batas Atterberg didapatkan hasil bahwa tanah pada lintasan terlikuefaksi dapat diklasifikasikan SC (Pasir berlempung, pasir bercampur dengan lempung bergradasi buruk). Pada lintasan yang tak terlikuefaksi diklasifikasikan SC (Pasir berlempung, pasir bercampur dengan lempung bergradasi baik). |