JudulPENGARUH BELOK KIRI LANGSUNG (LTOR) TERHADAP KINERJA SIMPANG BERSINYAL (JL. MOH. YAMIN – JL. JUANDA) |
Nama: MUHAMAD ILHAM WIJAYA |
Tahun: 2022 |
Abstrak PENGARUH BELOK KIRI LANGSUNG (LTOR) TERHADAP KINERJA SIMPANG BERSINYAL (JL. MOH. YAMIN – JL. JUANDA) (Muhamad Ilham Wijaya, Eko Rahmat Labaso) ABSTRAK Simpang merupakan salah satu bagian penting dari suatu jaringan, simpang merupakan suatu bagian jalan yang menjadi pusat pertemuan dari berbagai pergerakan arus lalu lintas, simpang juga merupakan tempat pertemuan arus lalu lintas dari dua atau lebih ruas jalan. Oleh karena itu simpang menjadi tempat konflik antar kendaraan yang melakukan pergerakan di simpang. Konflik-konflik ini mengakibatkan berkurangnya kapasitas, berkurangnya keselamatan dan menambah kelambatan untuk tiap-tiap kendaraan. Permasalahannya apakah ada pengaruh penerapan belok kiri langsung (LTOR) ini yang menimbulkan permasalahan pada persimpangan, dimana penerapan ini akan menyebabkan berkurangnya bagian lebar efektif kaki pendekat karena harus menambah persediaan lajur khusus untuk belok kiri, sehingga pada lajur kiri yang dikosongkan akan menyebabkan adanya tundaan yang besar terhadap lalu lintas yang lurus maupun belok kanan. Untuk itu dalam penerapan belok kiri langsung pada pendekat simpang empat bersinyal ini perlu diadakan suatu penelitian mengenai pengaruh penerapan belok kiri langsung (LTOR) tersebut, sehingga penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui bagaimana pengaruh belok kiri langsung (LTOR) terhadap pendekat simpang empat bersinyal Jl. Moh. Yamin – Jl. Juanda. Metode penelitian ini mengacu pada metode MKJI 1997. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa adanya pemberlakuan LTOR pada hari selasa diperoleh nilai Q= 592,7; DS = 1,497; QL= 262,857; D= 514,023. Sedangkan LTOR pada hari sabtu diperoleh nilai Q= 619,2; DS = 1,564; QL= 262,857; D= 578,284. Kemudian dibuat simulasi LOR dimana diperoleh nilai LOR pada selasa dengan nilai Q= 1026,1; DS = 1,983; QL= 190,345; D= 965,716. Sedangkan LOR pada hari sabtu diperoleh nilai Q= 951,4; DS = 1,813; QL= 190,345; D= 809,917. Berdasarkan hasil simulasi I LTOR dan simulasi II LOR maka dapat disimpulkan bahwa penerapan LTOR akan mempengaruhi jumlah arus lalu lintas (Q), derajat kejenuhan (DS), dan Tundaan (D) lebih kecil dari penerapan LOR. Namun, penerapan LTOR ini juga mengakibatkan nilai panjang antrian (QL) lebih besar dari penerapan LOR karena adanya lajur khusus LTOR sehingga pemberlakuan LTOR pada simpang Jalan Moh. Yamin – Jalan Juanda sudah sesuai dengan peraturan pemerintah kota palu Kata kunci : LTOR, LOR, Kinerja Simpang, MKJI 1997, Arus Lalu Lintas, Derajat Kejenuhan, Tundaan, Antrian ? THE EFFECT OF A DIRECT LEFT TURN (LTOR) ON PERFORMANCE OF SIGNALED INTERSECTION (ST. MOH. YAMIN – ST. JUANDA) (Muhamad Ilham Wijaya, Eko Rahmat Labaso) ABSTRACT The intersection is an important part of a system, the intersection is a part of the road that is the center of the meeting of various traffic flow movements, the intersection is also a meeting place for traffic flows from two or more roads. Therefore, the intersection becomes a place of conflict between vehicles moving at the intersection. These conflicts result in reduced capacity, reduced safety and increased delay for each vehicle. The problem is whether there is an effect of applying a direct left turn (LTOR) which causes problems at the intersection, where this application will cause a reduction in the effective width of the approach leg because it has to add a special lane for turning left, so that the left lane is emptied will cause a delay that is great for straight and right-turning traffic. For this reason, in the application of a direct left turn at the signalized intersection approach, it is necessary to conduct a study on the effect of the application of a left turn on red (LTOR), so this research was conducted with the aim of knowing how the effect of a left turn on red (LTOR) on the signalized intersection approach of St. Moh. Yamin – St. Juanda. This research method refers to the 1997 MKJI method. Based on the results of the study, it was found that the implementation of LTOR on Tuesday obtained the value of Q = 592.7; DS = 1.497; QL= 262,857; D= 514,023. While the LTOR on Saturday obtained the value of Q = 619.2; DS = 1.564; QL= 262,857; D= 578,284. Then made a LOR simulation where the LOR value was obtained on Tuesday with a value of Q = 1026.1; DS = 1,983; QL= 190,345; D= 965,716. While the LOR on Saturday obtained the value of Q = 951.4; DS = 1.813; QL= 190,345; D= 809.917. Based on the results of the I LTOR simulation and II LOR simulation, it can be concluded that the LTOR application will affect the amount of traffic flow (Q), the degree of saturation (DS), and delay (D) which is smaller than the LOR application. However, the application of LTOR also resulted in the queue length value (QL) being greater than the application of LOR due to the existence of a special LTOR lane so that the implementation of LTOR at the St. Moh. Yamin – St. Juanda is in accordance with Palu city government regulations. Keywords : LTOR, LOR, Intersection Performance, MKJI 1997, Traffic Flow, Degree of Saturation, Delay, Queue |