JudulPengaruh Tingkat Kerapatan Relatif Terhadap Waktu Terjadinya Likuefaksi |
Nama: ANTUNG FIRDAUS NURALIF |
Tahun: 2022 |
Abstrak Kerapatan relatif adalah kerapatan butiran tanah relatif terhadap kepadatan maksimum dan minimum hasil tes laboratorium. Kerapatan relatif menunjukkan derajat kerapatan dari tanah berbutir kasar. Likuefaksi adalah suatu fenomena hilangnya kekuatan tanah untuk memikul beban dan sifatnya berubah dari padat ke keadaan cair karena peningkatan tekanan air pori akibat guncangan siklik. Fenomena ini dapat terjadi pada tanah pasir dengan muka air tanah yang rendah atau dangkal serta tingkat kepadatan yang rendah ataupun lepas. Penelitian tentang likuefaksi sudah banyak dilakukan, namun pengujian tentang pengaruh keraptan relatif terhadap waktu terjadinya likuefaksi masih sangat jarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat kerapatan relatif tanah rentan likuefaksi pada nilai percepatan puncak gempa yang berbeda serta pengaruh tingkat kerapatan relatif terhadap waktu terjadinya likuefaksi pada tanah. Penelitian ini menggunakan sampel tanah pasir Jono Oge dari bekas terjadinya likuefaksi yang memenuhi kriteria gradasi (Tsuchida, 1970). Dilakukan pemisahan tanah lolos saringan #8 dan tertahan #200. Teknik pemodelan dilakukan dengan beberapa variabel seperti perbandingan tinggi muka air tanah (Hw/Hs) sebesar 50?n 75%, kerapatan relatif (DR) 30%-40%, 40%-50?n 50%-60% serta pada percepatan puncak gempa yang berbeda yakni 0,2g, 0,3g dan 0,4g. Pengujian pemodelan menggunakan alat sieve shaker untuk getaran gempa. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa DR 30%-40?ngan percepatan puncak 0,4g mengalami penurunan tanah paling besar yaitu 1,77 cm dan nilai DR 50%-60% pada percepatan puncak yang sama hanya mengalami penurunan sebesar 1,27 cm. peningkatan muka air terbesar terjadi pada DR 30%-40?n percepatan puncak 0,4g yaitu 3,83cm atau 19,15?ri total tinggi pengamatan sedangkan peningkatan muka air terkecil terjadi pada DR 50%-60?ngan percepatan puncak 0,2g yaitu 0,03 cm atau 0,15?ri total tinggi pengamatan. Hal ini bisa terjadi karena pada tingkat kerapatan di bawah 40% potensi tanah untuk mengalami likuefaksi masih sangat tinggi sedangkan pada kerapatan tanah 40%-60% potensi likuefaksinya masih sedang, sehingga saat terjadi guncangan besar kerapatan rendah mengalami perubahan yang sangat besar bahkan sampai mengalami likuefaksi. Kata kunci: Likuefaksi, Kerapatan relatif, Percepatan puncak gempa, Penurunan |