JudulPENGARUH GRADASI SERBUK BAN KARET PADA KARAKTERISTIK PERKERASAN BETON ASPAL LAPIS AUS (AC-WC) |
Nama: MUHAMMAD QAFRAWI |
Tahun: 2023 |
Abstrak Kendaraan bermotor di Indonesia khususnya di Sulawesi Tengah meningkat tiap tahunnya. Pada tahun 2018 tercatat sejumlah 83.547 unit. Meningkatnya jumlah kendaraan di jalan, menghasilkan jutaan ban bekas setiap tahun. Limbah ban karet merupakan salah satu limbah terbesar dan paling bermasalah karena volume besar yang dihasilkan serta daya tahannya, sehingga diperlukan adanya inovasi dalam campuran perkerasan yaitu dengan menggunakan serbuk karet ban bekas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gradasi dan variasi kadar serbuk karet ban bekas terhadap karakteristik perkerasan beton aspal lapis aus (AC-WC). Penelitian dilakukan di Laboratorium Transportasi dan Jalan Raya Universitas Tadulako, Palu dengan menggunakan metode Marshall dan volumetrik. Analisis hubungan antara gradasi dan variasi kadar serbuk karet dengan nilai karakteristik campuran AC-WC menggunakan uji âFâ ANOVA dua arah tanpa interaksi dengan tingkat kepercayaan 95 %. Variasi gradasi serbuk karet yaitu CR I, CR II dan CR III dimana CR I memiliki ukuruan butiran serbuk karet yang lebih kasar, CR II memiliki ukuran butiran serbuk karet yang lebih halus dari CR I, serta CR III yang memiliki ukuran butiran serbuk karet yang lebih halus dari CR I dan CR II. Penambahan variasi kadar serbuk karet yaitu 0 %, 3 %, 6 ?n 9 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KAO yang dipakai (5,5 %) dapat mempengaruhi hasil dari nilai stabilitas, flow, VIM, VMA dan VFB. Campuran aspal dengan berbagai variasi gradasi crumb rubber mampu meningkatkan nilai karakteristiknya. Nilai stabilitas, flow, VFB, MQ dan stabilitas sisa mengalami peningkatan dengan persentase peningkatan rata-rata yaitu stabilitas sebesar 23,58 %, flow sebesar 3,33 %, VFB sebesar 0,83 %, MQ sebesar 29,70 %, stabilitas sisa sebesar 3,34 %. Untuk nilai VIM dan VMA mengalami penurunan dengan persentase penurunan rata-rata yaitu VIM sebesar 2,43 %, VMA sebesar 0,60 %. Sedangkan untuk nilai kepadatan bersifat tidak tetap. |