JudulKINERJA SIMPANG JALAN I GUSTI NGURAH RAI – JALAN LELEMINA PASCA PEMBANGUNAN JEMBATAN PALU LIMA |
Nama: YUSPI PALA’BIRAN |
Tahun: 2021 |
Abstrak Persimpangan merupakan bagian dari jaringan transportasi dimana tempat bertemunya arus lalu lintas dari berbagai arah, dan merupakan titik rawan terjadinya kemacetan lalu lintas sebagai akibat dari adanya konflik perubahan kinerja simpang, arus lalu-lintas, antrian kendaraan yang panjang, waktu tundaan yang besar, pelanggaran lalu lintas dan sebagainya. Hal ini dapat dilihat pada simpang bersinyal Jalan I Gusti Ngurah Rai – Jalan Lelemina kota Palu. Penyebab terjadinya konflik tersebut yaitu dikarenakan perubahan kinerja simpang jalan pasca pembangunan jembatan Palu lima, dimana kendaraan dari arah Emmy Saelan menuju arah Palupi dan Tinggede yang sebelumnya melewati jalan I Gusti Ngurah Rai sekarang bisa beralih melewati jalan Lalove (Jembatan Palu Lima), menuju jalan Baligau dan jalan Lelemina. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui kondisi kinerja simpang bersinyal Jalan I Gusti Ngurah Rai – Jalan Lelemina pasca pembangunan Jembatan Palu Lima dan Untuk mendapatkan solusi penanganan terhadap permasalahan yang terjadi pada simpang bersinyal Jalan I Gusti Ngurah Rai – Jalan Lelemina pasca pembangunan Jembatan Palu Lima. Analisis yang dilakukan meliputi kinerja simpang kondisi eksisting dan kinerja simpang kondisi mendatang serta solusi penanganannya. Dengan menghitung derajat kejenuhan, tundaan rata-rata, dan tundaan simpang berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia(MKJI) 1997. Survei dilakukan pada hari Selasa, tanggal 23 Maret 2021. Pengambilan data dilakukan pada jam pagi (07:00-09:00) WITA, siang (12:00- 14:00) WITA, dan sore (16:30-18:30) WITA. Dari hasil penelitian pada kondisi eksisting diperoleh nilai terbesar berada pada Jalan Lelemina arah selatan yaitu sebesar DS=0,84; tundaan rata-rata = 42,86 det/smp yang dikategorikan LOS E. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan penanganan permasalahan simpang yaitu dengan perubahan penentuan waktu sinyal kuning dan waktu merah semua, diperoleh DS = 0,73, tundaan rata-rata = 24,80 det/smp, dikategorikan LOS C. Selanjutnya dilakukan prediksi untuk 5 tahun ke depan dengan menggunakan solusi penanganan permasalahan simpang yaitu dengan cara menambah lebar jalan Lelemina dan jalan Baligau, serta perubahan penentuan waktu sinyal kuning dan waktu merah semua, untuk Jalan Lelemina diperoleh DS = 0,74; tundaan rata-rata = 24,26 det/smp, dan dikategorikan LOS C. Sehingga diperoleh tundaan total rata – rata simpang sebesar 16,09 smp/det. Kata Kunci: Jalan Dua Arah Tanpa Median, Simpang Bersinyal, Kinerja Simpang. |