JudulPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM GANDA PADA KELAS SITUS TANAH KHUSUS (SF) |
Nama: HALIK LAPATINDO |
Tahun: 2023 |
Abstrak Pada tanggal 28 September 2018, terjadi gempa bumi besar yang berkekuatan 7,4 Mw di Sulawesi Tengah khususnya kawasan Kota Palu, Sigi dan Donggala. Gempa tersebut memicu bencana tsunami dan likuifaksi yang menyebabkan kerugian besar dalam bentuk korban jiwa dan kerusakan bangunan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mendesain struktur gedung yang tahan terhadap gempa. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gaya-gaya yang bekerja pada struktur gedung tahan gempa dengan sistem ganda dan untuk mengetahui perencanaan struktur gedung tahan gempa dengan sistem ganda. Perencanaan struktur gedung tahan gempa ini menggunakan Sistem Ganda (SRPMK dan dinding geser) pada Kelas Situs Tanah Khusus (SF) dengan analisis menggunakan program bantu SAP2000. Material struktur yang digunakan dalam perencanaan yaitu mutu beton fc' = 30 MPa, baja tulangan BJTS42 (fy = 420 MPa). Beban-beban yang bekerja pada struktur antara lain: beban mati, beban hidup, beban tsunami, beban air hujan, beban gempa, dan beban angin. Dari hasil analisa struktur dan desain elemen struktur didapat nilai-nilai sebagai berikut: partisipasi massa terpenuhi > 90% pada modal ragam getar ke-5 untuk arah x dan ke-50 untuk arah y, digunakan metode CQC untuk mengkombinasikan jumlah modal ragam yang digunakan, sistem penahan seismik SRPMK memikul 54,356?ri gaya seismik desain, struktur tidak tergolong ketidakberaturan vertikal maupun ketidakberaturan horizontal, simpang antar lantai maksimal yang terjadi pada arah sumbuh x sebesar 31,574 mm dan pada arah sumbu y sebesar 15,878 mm dan struktur tidak didesain akibat efek P-?. Hasil desain elemen struktur antara lain: Tebal pelat lantai (PL1) sebesar 120 mm dengan konfigurasi tulangan tumpuan D10-100 dan tulangan lapangan D10-200. Tebal pelat tangga (PT1) sebesar 120 mm dengan konfigurasi tulangan tumpuan D10-100, tulangan lapangan D10-200, dan tulangan bagi D8-400. Tebal pelat bordes (PB1) sebesar 120 mm dengan konfigurasi tulangan utama D10-150 dan tulangan bagi D8-400. Dimensi balok induk (BI1) sebesar 400/750 dengan konfigurasi tulangan longitudinal pada tumpuan 14D22, tulangan longitudinal pada lapangan 7D22, tulangan transversal pada tumpuan 4D10-100, dan tulangan transversal pada lapangan D10-300. Dimensi balok anak (BA1) sebesar 250/500 dengan konfigurasi tulangan longitudinal pada tumpuan 2D16, tulangan longitudinal pada lapangan 2D16, tulangan transversal pada tumpuan D10-200 dan tulangan transversal pada lapangan D10-200. Dimensi kolom (K1) sebesar 1000/1000 dengan konfigurasi tulangan longitudinal 36D25, tulangan transversal pada tumpuan 4D13-50, dan tulangan transversal pada lapangan 4D13-150. Konfigurasi tulangan transversal pada joint 4D13-40. Tebal dinding geser sebesar 300 mm dengan konfigurasi tulangan longitudinal D22-410 dan tulangan transversal D22-125. |