JudulKARAKTERISTIK DAN PERILAKU GERAKAN BELOK KANAN (GBK) PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI SIMPANG TAK BERSINYAL (STUDI KASUS: SIMPANG JL. SETIA BUDI – JL. TADULAKO DAN SIMPANG JL. I GUSTI NGURAH RAI – JL. TAVANJUKA MAS KOTA PALU) |
Nama: RAMA ARYA PRAKARSA |
Tahun: 2023 |
Abstrak Perkembangan yang terjadi di Kota Palu berdampak pada penggunaan sepeda motor sebagai alat transportasi. Peningkatan jumlah sepeda motor mempunyai potensi dan dampak terhadap lalu lintas, dan salah satu dampak dari itu ialah kecelakaan lalu lintas yang dapat merugikan banyak pihak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dan faktor yang berpengaruh secara signifikan akibat perilaku pengendara sepeda motor. Penelitian ini menggunakan regresi logistik multinomial untuk menetapkan model pilihan tipe gerakan belok kanan pengendara sepeda motor pada simpang tak bersinyal berdasarkan faktor perilaku meliputi jenis kelamin, status penumpang, jenis sepeda motor dan faktor STOP, serta kecepatan dan waktu perjalanan sebagai data covariate. Pengolahan data menggunakan program SPSS Statistics version 25. Pengendara sepeda motor di Kota Palu tepatnya pada simpang Jl. Setia Budi – Jl. Tadulako dominan melakukan GBK-2 (56.8%) dari pada GBK-1 (29%) dan GBK-3 (14.2%), pada simpang Jl. I Gusti Ngurah Rai – Jl. Tavanjuka Mas dominan melakukan GBK-2 (48.1%) dari pada GBK-1 (38.3%) dan GBK-3 (13.6%). Faktor perilaku yang berpengaruh terhadap pemilihan tipe gerakan belok kanan pada dua simpang penelitian ini adalah jenis sepeda motor matic (pada simpang Jl. Setia Budi – Jl. Tadulako yaitu, 26.9% untuk GBK-1 dan 59.5% untuk GBK-2, dan pada simpang Jl. I Gusti Ngurah Rai – Jl. Tavanjuka Mas yaitu, 41.1% untuk GBK-1 dan 45.5% untuk GBK-2). Pada faktor perilaku berhenti hanya berpengaruh pada tanpa berhenti sebesar 0.985 pada GBK-1 dan 2.211 pada GBK-2 untuk simpang Jl. Setia Budi – Jl. Tadulako, sedangkan untuk simpang Jl. I Gusti Ngurah Rai – Jl. Tavanjuka Mas sebesar 1.891 pada GBK-1 dan 3.653 pada GBK-2. Lalu untuk 1 kali berhenti sebesar 2.161 pada GBK-1 dan 3.480 pada GBK-2 untuk simpang Jl. Setia Budi – Jl. Tadulako, sedangkan untuk simpang Jl. I Gusti Ngurah Rai – Jl. Tavanjuka Mas sebesar 2.633 pada GBK-1 dan 8.552 pada GBK-2. Gerakan GBK-3 walaupun lebih sedikit, pengendara sepeda motor dengan asumsi bahwa gerakan ini memiliki waktu perjalanan yang lebih singkat dari pada tipe lainnya. Akan tetapi, diperlukan keberanian dari pengendara itu sendiri karena pergerakannya beresiko tabrakan yaitu berlawanan arus dengan kendaraan dari jalan mayor. Kata kunci : Pergerakan belok kanan, pengendara sepeda motor, perilaku pengendara, simpang tak bersinyal |