JudulALOKASI SUMBER DAYA PROYEK (TENAGA KERJA DAN WAKTU) PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG OPERASIONAL BANDARA MUTIARA SIS AL-JUFRI PALU. |
Nama: MAHMUD SIWU |
Tahun: 2022 |
Abstrak Penyelenggaraan proyek konstruksi atau bangunan dilaksanakan melalui sistem manajemen proyek tertentu. Tingkat keberhasilan suatu proyek dapat dilihat dari besar biaya yang dikeluarkan dan efisien, waktu yang singkat dan kualitas produk yang dihasilkan. Perencanaan sumber daya yang baik sesuai dengan kebutuhan logis proyek akan membantu pencapaian sasaran dan tujuan proyek secara maksimal. Dalam hal ini sumber daya yang dimaksud adalah human resource and time (tenaga kerja dan waktu). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalokasian sumber daya tenaga kerja dan waktu pelaksanaan proyek dengan menggunakan metode Resources Levelling. Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan gedung operasional Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu, menggunakan metode Resources levelling dengan bantuan Microsoft Project 2016 berdasarkan data yang diperoleh dari proyek tersebut. Data yang dibutuhkan adalah data sekunder dari proyek yang kemudian diolah kembali untuk mendapatkan histogram kebutuhan sumber daya tenaga kerja yang ideal. Untuk mendapatkan alokasi sumber daya tenaga kerja yang ideal, maka dilakukan perataan dengan menggunakan cara trial and eror. Hasil analisis pengalokasian sumber daya tenaga kerja dan durasi pekerjaan setelah dilakukan proses levelling menunjukan, bahwa Jumlah tenaga kerja yang didapatkan berdasarkan perhitungan dari data yang diperoleh dari pihak proyek atau sebelum terjadinya proses levelling adalah 22.271 orang (pekerja), 1.380 orang (mandor), 1.055 orang (kepala tukang), 4.466 orang (tukang batu), 656 orang (tukang kayu), 3.259 orang (tukang besi), dan 858 orang (tukang cat) sedangkan jumlah tenaga kerja yang didapatkan setelah proses levelling tahap 2 adalah 18.333 orang (pekerja), 1.365 orang (mandor), 786 orang (kepala tukang), 4.245 orang (tukang batu), 588 orang (tukang kayu), 3.091 orang (tukang besi), dan 745 orang (tukang cat) terjadi selisih antara proses sebelum levelling dan pada saat levelling tahap 2 sebesar 3.938 orang (pekerja), 15 orang (mandor), 269 orang (kepala tukang), 221 orang (tukang batu), 68 orang (tukang kayu), 168 orang (tukang besi), dan 113 orang (tukang cat). Jumlah tenaga kerja mengalami penurunan lebih sedikit, namun penyelesaian proyek masih dapat terselesaikan dalam kurun waktu tidak lebih atau kurang dari 93 hari kalender sesuai dengan waktu yang disediakan pihak pemilik proyek, karena pada proses levelling hanya terjadi pada kegiatan non kritis yang mempunyai nilai free float atau waktu pekerjaan yang diperkenankan untuk terlambat sehinga tidak mempengaruhi umur proyek. Kata Kunci : Manajemen Proyek, Alokasi Sumber Daya, Resource Levelling. |