JudulANALISIS KINERJA BUNDARAN MENGGUNAKAN METODE MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA 1997 (Studi Kasus: Bundaran Fonuasingko Kabupaten Morowali) |
Nama: I Ketut Mertayasa |
Tahun: 2019 |
Abstrak Bundaran Fonuasingko memiliki empat lengan yang melayani arus lalu lintas yang masuk dan keluar kota Bungku, mengaksesbilitas kawasan perkantoran, rumah sakit, pendidikan, permukiman dan pasar yang arus lalu lintasnya cukup padat, dimana kendaraan yang lewat mengakibatkan kesemrawutan di daerah bundaran tersebut sehingga memicu terjadinya konflik akibat pergerakan arus lalu lintas yang dapat mengakibatkan kemacetan bahkan kecelakaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis kinerja bundaran pada kondisi eksisting dan 10 tahun yang akan datang serta merekomendasikan alternatif solusi untuk meningkatkan kinerja bundaran tersebut jika tingkat kinerja yang diukur pada bundaran tersebut rendah. Metode yang digunakan mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Data primer diperoleh dari pengamatan di lapangan meliputi data geometrik jalan, data geometrik bundaran, data volume lalu lintas dan data konisi lingkungan, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait meliputi data jumlah penduduk, kepemilikan kendaraan dan peta lokasi studi. Pengambilan data volume lalu lintas dilakukan selama dua hari yaitu hari Selasa 23 oktober 2018 (mewakili hari kerja) dan Sabtu 27 oktober 2018 (mewakili hari libur) Pengambilan data volume lalu lintas dilakukan dengan melakukan survey pada jam puncak pagi, siang dan sore dalam 1 hari. Hasil analisis didapat volume lalu lintas tertinggi sebesar 2369,3 smp/jam yang terjadi pada hari Selasa jam 16.30 – 17.30. Hasil analisis kinerja bundaran pada kondisi eksisting diperoleh nilai kapasitas (C) untuk jalinan A-B=5802,57 smp/jam, jalinan B-C=5271,90 smp/jam, jalinan CD=5249,92 smp/jam, jalinan D-A=3950,47 smp/jam, nilai Derajat Kejenuhan (DS) terbesar berada pada jalinan D-A = 0,28 dengan Peluang Antrian (QP%) sebesar 3% - 6%. Tingkat Pelayanan berada pada level A dengan Tundaan Rata-Rata Pada Bundaran (DR) Sebesar 4,97 det/smp. Sedangkan untuk kinerja bundaran pada kondisi 10 tahun yang akan datang diperoleh nilai kapasitas (C) untuk jalinan A-B=5803,70 smp/jam, jalinan B-C=5274,29 smp/jam, jalinan C-D=5250,51 smp/jam, jalinan D-A=3952,65 smp/jam, nilai Derajat Kejenuhan (DS) terbesar berada pada jalinan D-A = 0,55 dengan Peluang Antrian (QP%) sebesar 7% - 16%. Tingkat Pelayanan berada level B dengan Tundaan Rata-Rata Pada Bundaran (DR) Sebesar 7,87 det/smp. Hasil analisis kinerja bundaran pada kondisi eksisting dan10 tahun yang akan datang dengan melihat nilai Derajat Kejenuhannya (DS) maka bundaran tersebut masih layak di pertahankan dan belum dibutuhkan adanya penanganan karena Derajat Kejenuhan (DS) yang diperoleh dari hasil analisis< 0,75 dimana persyaratan MKJI 1997 DS? 0,75. Kata Kunci: Jalinan, Kinerja Bundaran, Simpang dengan Bundaran, MKJI 1997. |