JudulNilai Tambah Produk Cokelat Compound Menjadi Cokelat Kamao Cabai Pada Industri Banua Cokelat Di Kota Palu |
Nama: HERA ASTUTI |
Tahun: 2025 |
Abstrak Hera Astuti (E32120 139). Nilai Tambah Produk Cokelat Coumpound Menjadi Cokelat Kamao Cabai pada Industri Banua Cokelat Di Kota Palu. Dibimbing Oleh (Sulaeman dan Muh. Fahruddin Nurdin ) Nilai tambah (value added) merupakan nilai yang terjadi karena suatu komoditi mengalami proses pengolahan, pengangkutan, dan penyimpanan dalam suatu proses produksi (penggunaan atau pemberian input fungsional). Besarnya nilai tambah dipengaruhi oleh faktor teknis dan faktor nonteknis. Kriteria uji nilai tambah yaitu jika rasio nilai tambah 50% maka nilai tambah tergolong tinggi dan jika rasio nilai tambah 50% maka nilai tambah tergolong rendah. Cokelat compound adalah jenis cokelat yang terdiri dari campuran 50% gula dan 50?mpuran antara lemak nabati atau Cocoa Butter Substitute dan bubuk kakao. Cabai tergolong komoditas yang mudah rusak atau membusuk sehingga umur simpan relatif pendek, untuk menghadapi masalah ini maka masa simpan Cabai harus diperpanjang Sehingga memiliki nilai tambah sekaligus meningkatkan nilai ekonomisnya Maka dari itu peneliti akan, melakukan penelitian seberapa besar nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan cokelat kamao cabai pada Industri Banua Cokelat Di Kota Palu. Tujuan penelitian untuk mengetahui Berapa besar Nilai Tambah yang diperoleh dari usaha pengolahan cokelat compound menjadi cokelat kamao cabai pada Industri Banua Cokelat Di Kota Palu. Hasil penelitian menunjukan bahwa Nilai Tamabah produksi Cokelat Kamao Cabai selama 1 bulan proses produksi di Industri Banua Cokelat. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai tambah sebesar Rp268,298/kg rasio nilai tambah sebesar 72%, imbalan tenaga kerja sebesar Rp48.000, dan keuntungan perusahan sebesar Rp220,298. Hal ini menunjukkan bahwa pengolahan Cokelat Coumpound menjadi Cokelat Kamao Cabai bernilai positif. |