Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulALIH FUNGSI LAHAN SAWAH MENJADI KEBUN DURIAN MONTONG TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI PETANI DI DESA MAYAJAYA KECAMATAN PAMONA SELATAN KABUPATEN POSO
Nama: WAL
Tahun: 2025
Abstrak
ABSTRAK Alih fungsi lahan adalah proses mengubah fungsi lahan dari satu fungsi ke fungsi lain karena meningkatnya kebutuhan lahan yang tidak sebanding dengan ketersediaannya. Fenomena ini semakin umum, terutama di lingkungan pertanian. Ini terjadi di Desa Mayajaya di Kecamatan Pamona Selatan Kabupaten Poso, dimana banyak petani mengubah sawah mereka menjadi kebun durian montong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan sosial ekonomi petani yang melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kebun durian montong di Desa Mayajaya Kecamatan Pamona Selatan Kabupaten Poso. Penelitian ini berlokasi di Desa Mayajaya Kecamatan Pamona Selatan Kabupaten Poso, dari Oktober hingga November 2024. Rumus Slovin digunakan untuk menghitung jumlah responden 38 orang dari 263 petani padi sawah yang dipilih secara (Purposive Sampling). Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang dapat mengambarkan secara nyata perubahan sosial ekonomi yang terjadi dikalangan petani. Hasil penelitian menunjukan bahwa Alih fungsi lahan sawah menjadi kebun durian montong memberikan dampak positif bagi petani. Secara ekonomi, durian montong menghasilkan keuntungan lebih besar dibandingkan padi sawah dengan selisih Rp 64.294.374,18/Ha. pendapatan yang meningkatkan memberikan kesejahteraan keluarga petani melalui akses pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan hidup. Secara sosial, meskipun pola gotong royong menjadi kerja individu, interaksi antarwarga tetap terjalin. Perkebunan ini juga menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan upah, dan mengurangi pengangguran. Di tingkat desa, pendapatan pajak meningkat, mendukung pembangunan infrastruktur, serta memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat. Kata Kunci : Alih Fungsi Lahan, Perubahan Sosial Ekonomi ABSTRACT Land conversion is the process of changing land functions from one purpose to another due to increasing land demand that is disproportionate to its availability. This phenomenon is becoming more common, especially in agricultural environments. It occurs in Mayajaya Village, Pamona Selatan Subdistrict, Poso Regency, where many farmers have converted their rice fields into Montong durian plantations. This study aims to examine the socio-economic changes experienced by farmers who converted their rice fields into Montong durian plantations in Mayajaya Village, Pamona Selatan Subdistrict, Poso Regency. The research was conducted in Mayajaya Village, Pamona Selatan Subdistrict, Poso Regency, from October to November 2024. The Slovin formula was used to determine a sample size of 38 respondents from 263 rice field farmers, selected through purposive sampling. Data analysis employed descriptive qualitative methods to provide a clear depiction of the socio-economic changes among the farmers. The study results show that the conversion of rice fields into Montong durian plantations has had a positive impact on farmers. Economically, Montong durian generates significantly higher profits than rice fields, with a difference of IDR 64,294,374.18 per hectare. Increased income has improved farmers' family welfare through better access to education, healthcare, and daily needs. Socially, although the traditional practice of communal work (gotong royong) has shifted to individual labor, interactions among villagers remain intact. These plantations also create new job opportunities, increase wages, and reduce unemployment. At the village level, tax revenues have increased, supporting infrastructure development and providing both economic and social benefits to the community. Keywords: Land Conversion, Socio-Economic Changes

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up