JudulANALISIS PERILAKU PETANI BAWANG MERAH DALAM MENGHADAPI RISIKO DAN KETIDAKPASTIAN HARGA DI DESA KOTARINDAU KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI |
Nama: MUHAMMAD FERNANDA |
Tahun: 2021 |
Abstrak This research was conducted to analyze the level of production risk, and the uncertainty of the price of shallot farming in Kotarindau Village, seeing the land area of shallot farming in Kotarindau Village of 7 ha with a production of 2.8 tonnes and a productivity of 0.4 tonnes / ha compared to other villages which has a smaller land area but produces a high enough production. The low yield of shallots in Kotarindau Village is caused by several factors that influence, including damage to water irrigation, pests and weather. This research was conducted in Kotarindau Village, Dolo District, Sigi Regency. This research was conducted for one month, namely February 2020. This study aims to determine the magnitude of the risk of shallot farming production and farmer behavior in dealing with price uncertainty. The data were analyzed using the coefficient of variation, the risk aversion value production function of the Moscardi and de Janvry models, and linear regression using Microsoft Excel. The results of this study indicate that the risk of production is that the shallot farmers in Kotarindau Village have risk lover behavior (0 ? K (S) ? 0.4) who accept the risk of 9 respondents or 24.33%, and farmers who have risk neutral behavior ( 0.4 <K (S) <1.2) totaling 28 respondent farmers or 75.67%. The uncertainty of the price of shallots is caused by the quantity of goods offered in the consumer market which can be more or less than the demand, if the production of shallots is more then the price goes down and if the production is less then the price of hammered shallots will increase. From the analysis results obtained an overview of the level of risk of shallot farming in Kotarindau Village as well as describing the behavior of shallot farmers in reducing risk as an effort to increase their farming productivity. Farmer's Behavior in Facing Production Risk and Price Uncertainty. ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tingkat risiko produksi, dan ketidakpastian harga usahatani bawang merah di Desa Kotarindau melihat kondisi luas lahanan usahatani bawang merah di Desa Kotarindau sebesar 7 ha dengan produksi 2,8 ton serta produktivitas 0,4 ton/ha dibandingkan dengan desa lainnya yang memiliki luas lahan yang lebih kecil namun menghasilkan produksi yang cukup tinggi. Rendahnya hasil produksi bawang merah di Desa Kotarindau ini diakibatkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya yaitu rusaknya irigasi air, hama penyakit, dan cuaca. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kotarindau Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan yaitu bulan Februari 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya risiko produksi usahatani bawang merah, dan perilaku petani dalam menghadapi ketidakpastian harga. Data dianalisis menggunakan koefisien variasi, fungsi produksi nilai keengganan risiko model Moscardi dan de Janvry, dan regresi linier menggunakan Microsoft Exel. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Risiko produksi bahwa petani bawang merah di Desa Kotarindau memiliki perilaku risk lover (0 ? K(S) ? 0,4) yang menerima risiko berjumlah 9 responden atau 24,33 %, dan petani yang memliki perilaku risk neutral (0,4 < K(S) < 1,2 ) berjumlah 28 petani reponden atau 75,67 %. Ketidakpastian harga bawang merah disebabkan oleh jumlah barang yang ditawarkan di pasar konsumen dapat lebih atau kurang dari permintanya, jika produksi bawang merah lebih maka harganya turun dan jika produksinya kurang maka harga bawang merah palu akan naik. Dari hasil analisis diperoleh gambaran mengenai tingkat risiko usahatani bawang merah di Desa Kotarindau serta mendiskripsikan perilaku petani bawang merah dalam mengurangi risiko sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas usahataninya. Kata kunci : Perilaku Petani dalam Menghadapi Risiko Produksi dan Ketidakpastian Harga. |