JudulANALISIS PEMASARAN KOPRA DI DESA PAKULI KECAMATAN GUMBASA KABUPATEN SIGI |
Nama: PUTRI INDA SARI. R |
Tahun: 2022 |
Abstrak RINGKASAN Purti Inda Sari. R (2021). Analisis Pemasaran Kopra di Desa Pakuli Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi Dibimbing Bapak Rustam Abd Rauf dan Bapak Moh Alfit A Laihi, 2021. Kelapa (cocos mucifea) Merupakan salah satu komoditi perkebunany ang memiliki peranan penting dalam perekonomian di Indonesia. Selain bekontribusi pada ekspor Indonesia, sebagai hasil devisa, sumber pendapatan bagi petani kelapa, membantu penerapan tenaga kerja dari sektor dari hulu sampai hilir seta berperan dalam pemenuhan kebutuhan domestic. Kelapa merupakan tanaman serbaguna karena seluruh bagian tanamanyna bemanfaat dalam kehidupan manusia sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk saluran pemasaran, margin pemasaran, bagian harga yang di terima usaha kopra di Desa Pakuli Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi. Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Desa Pakuli merupakan daerah penghasil kopra di Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi. Penelitian dilaksanakan selama ± 2 bulan yakni dari bulan Maret hingga April 2021. Responden dalam penelitian ini adalah petani pengusaha kopra dan pengusaha kopra di Desa Pakuli. Penetapan responden dilakukan dengan metode sensus yang tediri dari 35 responden petani kelapa dan 2 responden pedagang dengan menggunakan metode (penjajakan). Alat analisis yang digunakan adalah margin pemasaran, margin total pemasaran, efisiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukan ada dua bentuk saluran pemasaran kopra yang terdapat di Desa Pakuli yaitu : saluran pertama : Petani - Pedagang Pengumpul- Pedagang Besar - Konsumen. Saluran kedua :Petani - Pedagang Besar - Konsumen. Margin pemasaran kopra yang diperoleh untuk saluran pertama sebesar Rp 6.000, dan margin pemasaran kopra yang diperoleh untuk saluran kedua sebesar Rp 7.000. Margin pada saluran kedua lebih besar dibandingkan pada saluran pertama. Karena saluran kedua tanpa melalui pedagang pengumpul, sehingga aliran pemasarannya lebih pendek dibandingkan saluran pertama. Bagian harga yang diperoleh petani pada saluran pertama diperoleh 66,6%, dan untuk saluran kedua diperoleh sebesar 77,7%, sehingga petani dianjurkan untuk menjual hasil produksinya dengan menggunakan saluran kedua karena bagian harga yang diterima petani lebih besar. Nilai efisiensi pemasaran saluran pertama sebesar 0,06?n untuk saluran kedua sebesar 0,08%, sehingga saluran kedua lebih efisien dari saluran pertama. |