JudulANALISIS PEMASARAN KOPRA DI DESA TINTINGAN KECAMATAN PAGIMANA KABUPATEN BANGGAI |
Nama: MOH. WAHYUDI YUSUF |
Tahun: 2020 |
Abstrak Moh. Wahyudi Yusuf (E 321 15 222), Analisis Pemasaran Kopra di Desa Tintingan Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai (di bimbing oleh Hadayani dan Max Nur Alam). Desa Tintingan merupakan salah satu desa penghasil kopra di Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai. Produksi kopra di Desa Tintingan diperkirakan sebesar 135.450,00 kg dengan persentase sebesar 4,17%. Perkembangan lahan tanam dan produksi kelapa yang dijadikan sebagai kopra telah menarik banyak pihak untuk terlibat dalam proses pemasaran kopra. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk saluran pemasaran, margin pemasaran, bagian harga yang diterima petani serta efisiensi pemasaran Kopra di Desa Tintingan Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan November 2019 di Desa Tintingan Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai. Responden yang dijadikan sampel terdiri dari produsen kopra, pedagang pengumpul dan pedagang besar. Pengambilan responden petani dilakukan dengan metode sensus terhadap seluruh unsur-unsur populasi yang ada di Desa Tintingan, dengan populasi penghasil kopra sebanyak 50 petani, karena menurut Arikunto (2006) menyatakan, apabila subyek yang diteliti kurang dari 100 maka subyek diambil seluruhnya, tetapi apabila subyek tersebut melebihi 100 maka subyek tersebut dapat diambil 10-15% atau 20-25%. Mengenai sampel pedagang kopra digunakan metode penjajakan (Traicing Sampling), yaitu pengambilan sampel didasarkan atas informasi pengusaha sampel mengenai pedagang yang membeli kopra. Diperoleh 1 orang pedagang pengumpul dan 1 orang pedagang besar sehingga jumlah keseluruhan responden sebanyak 52 orang. Hasil analisis pemasaran menunjukan bahwa saluran pemasaran kopra di Desa Tintingan melalui dua saluran pemasaran yaitu: 1. Pengusaha Pedagang pengumpul Pedagang besar Konsumen akhir 2. Pengusaha Pedagang besar Konsumen akhir Hasil analisis margin pemasaran kopra saluran 1 yaitu MT = Rp.2.000/Kg sedangkan saluran kedua yaitu MT = Rp.1.000/Kg. Bagian harga yang diterima pengusaha kopra pada saluran 1 yaitu sebesar 66,67 %, sedangkan pada saluran kedua yaitu sebesar 83,33 %. Efisiensi pemasaran pada saluran pertama sebesar 3,59%, sedangkan nilai efisiensi untuk saluran II adalah sebesar 2,49%, sehingga dari kedua saluran tersebut, saluran yang paling efisien yaitu saluran kedua dengan nilai efisiensi sebesar 2,49%. |