| JudulUji Mortalitas Dan Daya Hambat Makan Ekstrak Daun Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) Terhadap Larva Spodoptera Frugiperda J.E. Smith (Lepidoptera:Noctuidae) |
| Nama: INDA LISTARI |
| Tahun: 2025 |
| Abstrak Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Namun produksinya terhambat oleh serangan hama seperti Spodoptera frugiperda. Pengendalian bahan kimia berpotensi menyebabkan resistensi dan dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, pencarian alternatif pengendalian hama yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan menjadi sangat penting. Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk pestisida ramah lingkungan yaitu seperti menggunakan ekstrak daun temulawak (Curcuma xanthorrhiza). Sejumlah penelitian melaporkan bahwa ekstrak temulawak memiliki aktivitas antimikroba, antioksidan, dan insektisida terhadap beberapa jenis hama. Ekstrak daun temulawak (Curcuma xanthorrhiza). mengandung senyawa bioaktif seperti flavonoid, saponin, dan kurkuminoid yang berpotensi menjadi insektisida alami. Penggunaan ekstrak daun temulawak untuk mengurangi intensitas serangan S. frugiperda memiliki dua keuntungan. Pertama, memanfaatkan bagian daun yang biasanya menjadi limbah sehingga bernilai ekonomis. Kedua, senyawa bioaktif yang terkandung di dalam daun dapat berperan ganda, yaitu meningkatkan mortalitas larva dan menghambat aktivitas makan sehingga mengurangi kerusakan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun temulawak terhadap mortalitas dan penghambatan makan larva S. frugiperda, dan untuk menentukan konsentrasi ekstrak yang paling efektif terhadap kematian dan penghambatan pemberian makan larva S. frugiperda. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan Universitas Tadulako dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan (termasuk kontrol) dan 4 ulangan. Konsentrasi ekstrak daun temulawak bervariasi dari 0,125 g/ml hingga 2 g/ml. Parameter yang diamati adalah mortalitas dan penghambatan makan larva instar III dalam waktu 1-5 hari setelah aplikasi. Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa Konsentrasi 2 g/ml (P1) menghasilkan mortalitas tertinggi sebesar 88,75?n penghambatan makan sebesar 99,55% pada 4 jam setelah aplikasi, kandungan senyawa aktif dalam kurkuma menyebabkan kerusakan fisiologis dan sistem pencernaan larva, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun temulawak (Curcuma xanthorrhiza) telah terbukti mampu mengendalikan larva Spodoptera frugiperda, terutama pada konsentrasi 2 g/ml. Aplikasi ini berpotensi menjadi solusi pengendalian hama yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kata kunci: Daya Hambat Makan, Ekstrak Daun Temulawak, Larva, Mortalitas Spodoptera frugiperda. |