JudulAnalisis Nilai Erodibilitas Tanah Pada Penggunaan Lahan Pertanian Di Desa Kalora Poso Pesisir Utara Sulawesi Tengah |
Nama: NURLATIFAH |
Tahun: 2024 |
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai erodibilitas tanah pada kemiringan lereng dan beberapa penggunaan lahan yang berbeda di Desa Kalora Poso Pesisir Utara Sulawesi Tengah. Lokasi pengambilan sampel tanah dilaksanakan di Desa Kalora Poso Pesisir Utara Sulawesi Tengah. Analisis sampel tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Kota Palu. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan April 2024. Penelitian ini menggunakan metode survei langsung di lapangan dengan teknik pengambilan sampel secara strata (Stratified random sampling) pada 2 (dua) penggunaan lahan yang berbeda yaitu tanaman kakao dan tanaman jagung. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada 3 (tiga) titik yaitu lereng bagian bawah, tengah dan puncak dengan kemiringan 15-25%. Masing-masing pada bagian bawah, tengah, dan puncak diambil sebanyak 3 sampel dan dikompositkan sehingga diperoleh 6 (enam) sampel tanah utuh dan 6 (enam) sampel tanah tidak utuh. Pengambilan sampel tanah dilakukan menggunakan cangkul (sampel tanah tidak utuh) dan ring sampel (sampel tanah utuh) dengan kedalaman 0-20 cm. Setelah itu, sampel dimasukkan ke dalam plastik. Sampel yang diperoleh kemudian di analisis di laboratorium dengan parameter pengamatan yaitu tekstur, bahan organik, struktur, permeabilitas dan bobot isi tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai erodibilitas tanah pada 3 kelas lereng yaitu lereng atas, tengah dan bawah dalam 2 penggunaan lahan yang berbeda yaitu lereng bagian tengah dan bawah memiliki nilai erodibilitas lebih rendah dari lereng bagian atas. Hal ini disebabkan karena pada kondisi lereng yang lebih rendah terdapat struktur tanah yang lebih baik dan stabilitas agregat yang tinggi sehingga mampu mengurangi nilai erodibilitas tanah. Nilai erodibilitas tanah yang baik pada 2 penggunaan lahan yang berbeda yaitu tanaman kakao memiliki nilai erodibilitas lebih rendah daripada tanaman jagung yaitu tanaman kakao (0,22-0,14) dan tanaman jagung (0,34-0,14). Hal ini disebabkan karena tanaman kakao memiliki jumlah bahan organik yang lebih tinggi dari tanaman jagung. |