JudulPendugaan Nilai Keragaman Genetik, Fentotip Dan Karakter Agronomi Pada Beberapa Galur Adi Gogo Lokal Hasil Seleksi Massa Pada Generasi F3 |
Nama: RARA ANGGRAINI |
Tahun: 2024 |
Abstrak Rara Anggraini (E 281 19 302). Keragaman Genetik, fenotip dan Karakter Agronomi Beberapa Galur seleksi massa Padi Gogo lokal pada Selfing 3. (dibimbing oleh Sakka Samudin dan Usman Made, 2023). Peningkatan produktivitas padi gogo dapat dilakukan dengan pemuliaan tanaman. Keragaman genetik merupakan informasi yang perlu diketahui sebelum kegiatan pemuliaan tanaman dilakukan. Penelitian bertujuan untuk mengkaji nilai koefisien keragaman genetic, fenotip dan karakter agronomi beberapa galur seleksi massa padi gogo lokal pada selfing tiga (F3). Penelitian ini dilaksanakan dilahan pertanian di Dusun Kalama, Desa Tamarenja, Kecamatan Sindue Tobata, Kabupaten Donggala, pada ketinggian 180-250 mdpl, dengan letak lintang 00o26’51.5” LS dan 119o49’50.6” BT. Waktu penelitian dimulai dari bulan Juni sampai Desember 2022. Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 Kultivar sebagai perlakuan yaitu 1). Kalendeng hitam kuning, 2). Kalendeng hitam putuh, 3). Kalendeng kuning, 4). Jahara 5). Pulu tau leru dan 6). Tako panjang, yang diulang sebanyak 4 (empat) kali sehingga diperoleh 24 unit percobaan, setiap petak percobaan terdapat 28 rumpun sehingga total keseluruhan sebanyak 672 rumpun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat yang diamati tergolong koefisien keragaman genetik dan fenotip yang tergolong tinggi terdapat pada persentase gabah hampa, produksi per hektar, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, dan jumlah gabah per malai, serta nilai keragaman fenotip dan genetik yang tergolong sedang atau agak rendah yaitu hanya terdapat pada Panjang daun, sedangkan tergolong rendah yakni terdapat pada tinggi tanaman, jumlah daun,umur keluar malai,umur panen dan berat 1000 gabah memiliki nilai koefisien keragaman genetik dan fenotip yang rendah maka karakter tersebut memiliki sifat- sifat yang seragam sehingga seleksi sulit dilakukan untuk memisahkan genotip unggul dari yang tidak unggul. kalendeng dan pulu tau leru merupakan kultivar yang memiliki jumlah gabah per malai, jumlah anakan produktif dan produksi per hektar lebih tinggi dibanding galur lainya. |