JudulRespons Bunga Pisang Emas (musa Acuminate Colla) Pada Media Yang Diperkaya Kombinasi Ekstrak Tauge Dengan Variasi NAA Dan BAP Secara In Vitro |
Nama: ANJANI AYUDHIA |
Tahun: 2024 |
Abstrak Anjani Ayudhia, E 281 19 294. Respons Bunga Pisang Emas (Musa acuminate colla) pada Media yang Diperkaya Kombinasi Ekstrak Tauge dengan Variasi NAA dan BAP Secara In Vitro. (Dibimbing oleh Zainuddin Basri dan Fadliah, 2023) Keberhasilan dalam kultu in vitro ditentukan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu, jenis dan komposisi ZPT yang digunakan. Penelitian ini bertujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati perkembangan tunas dari eksplan bunga pisang yang di kultur pada media kombinasi ekstrak tauge dengan variasi NAA dan BAP secara in vitro.Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako sejak bulan April sampai Agustus 2023. Perkembangan eksplan bunga pisang dalam membentuk tunas diamati pada beberapa kombinasi media yang disuplay ekstrak tauge dengan variasi NAA dan BAP yang terdiri atas yaitu 1). 1 ppm NAA + 2 ppm BAP; 2). 3 ppm BAP + 2% ekstrak tauge; 3). 2 ppm NAA + 2,5 ppm BAP + 4% ekstrak tauge; 4). 3 ppm NAA + 4 ppm BAP + 6% ekstrak tauge; 5). 4 ppm NAA + 6 ppm BAP + 8% ekstrak tauge. Setiap botol kultur ditanami dua eksplan dan setiap kombinasi dari media yang dicobakan menggunakan empat botol. Dengan demikian jumlah botol kultur yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 botol kultur. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan cara mengumpulakan, mentabulasi serta mendeskripsikan atau menggambarkan secara jelas perkembangan tunas pada media yang diperkaya berbagai kombinasi ekstrak tauge dengan variasi NAA dan BAP secara in vitro. Berdasarkan analisis deskriptif maka di simpulkan bahwa eksplan bunga pisang memberikan respons relatif lebih baik pada kombinasi media yang ditambahkan 4 ppm NAA + 6 ppm BAP + 8% ekstrak tauge yang ditunjukan dengan perubahan warna dari putih menjadi hijau, namun eksplan tidak berkembang lanjut menghasilkan tunas. Adapun eksplan yang dikultur pada perlakuan lainnya, tidak menunjukkan gejala perkembangan yang disebabkan karena umumnya eksplan menujukkan pencoklatan (browning) dan akhirnya mati. |