Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulFenologi Dan Viabilitas Benih Kelor (Moringa Oleifera L.) Aksesi Tawaeli
Nama: SITI MAEMUNAH
Tahun: 2024
Abstrak
Kelor (Moringa oleifera L.) merupakan tanaman yang berasal dari dataran India yang sudah lama tersebar di Indonesia khususnya di Sulawesi Tengah karena selain berfungsi sebagai pagar hidup di pekarangan dan kebun, kelor juga dikenal dengan istilah tanaman ajaib yang memiliki banyak manfaat. Sampai saat ini secara umum teknik budidaya tanaman kelor belum banyak dipublikasikan karena kurangnya perhatian terhadap tanaman ini. Adapun faktor yang dapat mempengaruhi produktifitas pada tanaman kelor diantaranya adalah pembungaan dan penyerbukan. Adapun tujuan penelitian yaitu mengkaji perkembangan morfologi buah kelor sejak fase anthesis hingga matang fisiologis serta mengkaji viabilitas benih pada tingkat kemasakan buah yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, tahap pertama yaitu melakukan uji fenologi bunga dan buah (polong) dilaksanakan di Desa Baiya, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu, Sulawesi Tengah 0?43’40.0”LS dan 119?51’37.2”BT. Pada ketinggian 10 sampai 100 mdpl, dengan suhu 25?C sampai 32?C. Tahap kedua adalah uji viabilitas benih telah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Selama enam bulan sejak bulan Januari sampai Juni 2024. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan menggunakan metode penelitian Rancangan Acak Kelompok satu faktor yang terdiri dari tiga taraf yaitu: Hijau Tua (74 hari), Hijau Kekuningan (89 hari), Coklat Tua (106 hari) masing-masing perlakuan diulang sebanyak 7 (tujuh) kali, sehingga diperoleh total unit percobaan sebanyak 21 unit. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa umur matang fisiologis ke tujuh pohon kelor aksesi Tawaeli sejak anthesis sampai masak fisiologis adalah 106 hari. Terdapat perbedaan morfologi pada setiap batang pohon kelor, daun kelor serta perbedaan pada fenologi bunga. Terdapat perbedaan viabilitas benih kelor pada tiga tingkat kemasakan buah yang berbeda yaitu pada polong hijau (74 hari) dengan daya berkecambah 30,43%, potensi tumbuh maksimum 34,71?n kecepatan berkecambah 6,09 hari. Polong hijau kekuningan (89 hari) dengan daya berkecambah 40,00%, potensi tumbuh maksimum 43,86?n kecepatan berkecambah 5,80 hari. Pada fase masak fisiologis atau polong coklat (106 hari) mencapai nilai tertinggi dengan daya berkecambah 96,57%, potensi tumbuh maksimum 100,00%, kecepatan berkecambah 6,09 hari, bobot basah kecambah 6,90 g dan bobot kering kecambah 4,28 g.

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up