JudulPertumbuhan Dan Hasil Tanaman Seledri (Apium Graviolens L.) Terhadap Kombinasi Dosis Dan Frekuensi Pemberian Limbah Kulit Biji Kopi |
Nama: SELVIANTI |
Tahun: 2023 |
Abstrak Seledri (Apium graveolens L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak digunakan untuk penyedap makanan dan penghias hidangan. Limbah kulit biji kopi merupakan limbah yang diperoleh dari pabrik penghasil kopi bubuk yang dapat dijadikan sebagai pupuk organik yang jarang dimanfaatkan, limbah ini mempunyai kandungan unsur hara makro yang baik bagi tanaman yakni N, P, dan K. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi dosis dan frekuensi pemberian limbah kulit biji kopi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman seledri. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Akademik Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada bulan Februari-April 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari : D0=(kontrol), D1= Limbah kulit biji kopi 10 g/tanaman dengan 1 kali pemberian, D2= Limbah kulit biji kopi 10 g/tanaman dengan 3 kali pemberian, D3= Limbah kulit biji kopi 10 g/tanaman dengan 5 kali pemberian, D4= Limbah kulit biji kopi 20 g/tanaman dengan 1 kali pemberian, D5= Limbah kulit biji kopi 20 g/tanaman dengan 3 kali pemberian, D6= Limbah kulit biji kopi 20 g/tanaman dengan 5 kali pemberian, D7= Limbah kulit biji kopi 30 g/tanaman dengan 1 kali pemberian, D8= Limbah kulit biji kopi 30 g/tanaman dengan 3 kali pemberian, D9= Limbah kulit biji kopi 30 g/tanaman dengan 5 kali pemberian, D10= Limbah kulit biji kopi 40 g/tanaman dengan 1 kali pemberian, D11= Limbah kulit biji kopi 40 g/tanaman dengan 3 kali pemberian, D12= Limbah kulit biji kopi 40 g/tanaman dengan 5 kali pemberian. Data pengamatan di analisis ragam (anova) dengan uji F 5 %, bila analisis ragam menunjukkan adanya pengaruh perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji lanjut BNJ 5 % untuk mengetahui perbedaan antara perlakuan. Berdasarkan hasil analisis statistik, diketahui bahwa pemberian limbah kulit biji kopi memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, dan kadar klorofil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian limbah kulit biji kopi dengan dosis 30 g/tanaman dengan frekuensi 5 kali pemberian menghasilkan nilai tertinggi pada tinggi tanaman umur 6 MST yaitu 23,93 cm, sedangkan jumlah anakan pada pemberian limbah kulit biji kopi dengan dosis 10 g/tanaman dengan frekuensi 3 kali pemberian menghasilkan nilai tertinggi pada jumlah anakan umur 8 MST yaitu 3.47 anakan, dan pemberian limbah kulit biji kopi dengan dosis 10 g/tanaman dengan frekuensi 5 kali pemberian menghasilkan nilai tertinggi pada kadar klorofil yaitu 46,43 µg/ml. |