Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulRespons Pertumbuhan Gulma Dan Hasil Tanaman Padi Terhadap Herbisida Pasca Tumbuh Pada Sistem Tabela
Nama: ABD SYAFAAT R
Tahun: 2023
Abstrak
ABSTRACT of half the world's population. In Indonesia, rice is the main commodity in supporting people's food. Indonesia as a country with a large population faces challenges in meeting the food needs of the population. In Indonesia, the table system has begun to be adopted by farmers, especially in the central areas of rice production, where labor is low and expensive. The average labor force for table rice and tapin crops is 1.80 and 25 working days/hectare, while the labor force for weeding table rice and taping is 150 and 450 working hours/ha, respectively. The government's policy regarding diversification and the narrowing of fertile land in Indonesia will provide a great opportunity for the development of this plant in Balinggi Village. The purpose of this study was to study the Response of Weed Growth and Rice Yield to Post-Growing Herbicides in the Table System. This study used a randomized block design (RAK) with six treatments, namely: no herbicide application (control), Topshot 1500 ml/ha Ricestar extra 500 ml/ha, Cliper+basagran 600+1500ml/ha Cliper 800 ml/ha, Nomone 300 ml /Ha. Where each treatment was repeated four times so that there were 24 experimental units. The treatment that had a significant effect was further tested with the longitude real difference test (BJN) at 5% level. Weed biomass mortality was compared with control, it indicated that the highest mortality at 7,14 and 28 DAP were weeds of Ludwigia oktovalvis, Loptochloa chinensis, Monochoria vaginalis, Cyperus difformis, and Cyperus iria. The number of weeds in 1 m^2, this refers to submerged weeds, namely Echinocloa crus-gali, Lepichloa chinensis, Monochoria vaginalis and Ciperus Difformis in the nomine herbicide treatment at a dose of 300 ml/ha. Harvesting must be done when the rice grains are considered 90% ripe with the characteristics of the entire plant appearing yellow, from all parts of the plant only the upper hairs are still green with the grain contents hardened, but easily broken with nails, yellow ripening stage occurs 7 days after the stage of cooking milk. The number of panicles in each clump at harvest was shown to be the highest in the nomine herbicide treatment at a dose of 300 ml/ha, namely 13.45% and the highest number of grain from 20 panicles was shown in the nomine herbicide treatment of 300 ml/ha, which was 96.50%. The weight of 1000 grains, it was shown that the highest number was in the nomine herbicide treatment of 300 ml/ha with a weighing weight of 28.28 grams. Keywords: Rice, weeds, Herbicides and Tables ABSRTAK Tanaman padi merupakan tanaman pangan yang telah menjadi makanan pokok yang lebih dari setengah penduduk dunia. Di Indonesia, padi merupakan komoditas utama dalam menyongkong pangan masyarakat. Indonesia sebagai Negara jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Di Indonesia, sistem tabela sudah mulai diadopsi oleh petani, terutama di daerah sentral produksi padi dengan tenaga kerja langkah dan mahal. Rata-rata curahan tenaga kerja untuk tanaman padi tabela dan tapin masing-masing adalah 1,80 dan 25 hari kerja/hektar, sedangkan sedangkan curahan tenaga kerja untuk menyiang padi tabela dan taping masing-masing 150 dan 450 jam kerja/ha. Kebijakan pemerintah mengenai disersivikasi dan semakin sempitnya lahan subur di Indonesia, akan memberikan peluang yang besar dalam pengambangan tanaman ini di Desa Balinggi. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari Respon Pertumbuhan Gulma dan Hasil Tanaman Padi Terhadap Herbisida Pasca Tumbuh Pada Sistem Tabela. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan enam perlakuan yaitu: tanpa aplikasi herbisida (kontrol), Topshot 1500 ml/ha Ricestar extra 500 ml/ha, Cliper+basagran 600+1500ml/ha Cliper 800 ml/ha, Nomone 300 ml/ha. Dimana setiap perlakuan diulang sebanyak empat kali sehingga terdapat 24 unit percobaan. Perlakuan yang berpengaruh nyata diuji lanjut dengan uji beda nyata bujur (BJN) taraf 5%. Kematian biomas gulma dibandingkan dengan kontrol, hal ini ditujukan bahwa hasil kematian terbanyak pada 7,14 dan 28 HSA yaitu gulma spesis Ludwigia oktovalvis, Loptochloa chinensis, Monochoria vaginalis, cyperus difformis,dan Cyperus iria. Jumlah gulma dalam 1 , hal ini ditujukan gulma terendam yaitu Echinocloa crus-gali, Lepichloa chinensis, Monochoria vaginalis dan Ciperus Difformis pada perlakuan herbisida nomine pada dosis 300 ml/ha. Panen harus dilakukan bila bulir padi cukup di anggap masak 90?ngan ciri-ciri seluruh tanaman Nampak kuning, dari semua bagian tanaman hanya bulu-bulu sebelah atas yang masih hijau dengan isi gabah sudah mengeras, tetapi mudah pecah dengan kuku, stadia masak kuning terjadi 7 hari setelah stadia masak susu. Jumlah malai tiap rumpun pada saat panen ditunjukan pada yang terbanyak pada perlakuan herbisida nomine pada dosis300 ml/ha yaitu 13,45?n jumlah gabah dari 20 malai yang terbanyak ditunjukan pada perlakuan herbisida nomine 300 ml/ha yaitu 96,50%. Berat 1000 butir, ditunjukan bahwa yang terbanyak pada perlakuan herbisida nomine 300 ml/ha dengan berat penimbangan 28,28 gram. Kata Kunci: Padi, gulma, Herbisida dan Tabela

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up