JudulUJI DAYA HAMBAT EKSTRAK SEREH WANGI (Cymbopogon Nardus L.) UNTUK MENEKAN PATOGEN CENDAWAN Colletotrichum Capsici PENYEBAB PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA CABAI (Capsicum Annum) SECARA IN VITRO |
Nama: FATMIA B |
Tahun: 2021 |
Abstrak RINGKASAN Fatmia B (E 281 13 297) Uji Daya Hambat Ekstrak Sereh Wangi (Cymbopogon nardus L.) Untuk Menekan Patogen Cendawan Colletotrichum capsici Penyebab penyakit Antraknosa Pada Cabai (Capsicum annum) Secara In Vitro (dibimbing oleh Bapak Irwan Lakani dan Bapak Nur Edy, 2020). Cabai (Capsicum annum) merupakan tanaman dari jenis sayuran yang memiliki buah dengan rasa yang pedas, cabai memiliki banyak vitamin dan gizi dan produksi buah cabai dapat meningkatkan pendapatan petani cabai. Busuk buah cabai (Antrakosa) yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum capsici, merupakan penyakit yang terpenting yang dapat menurunkan tingkat produksi cabai di Indonesia. Sereh wangi merupakan tanaman yang memiliki senyawa seperti sitronelal dan fenol yang dapat menghambat proses pertumbuhan penyakit busuk buah cabai. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat konsentrasi yang tepat pada ekstrak sereh wangi dalam menghambat pertumbuhan koloni C. capisici penyebab busuk buah cabai secara in vitro. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2018, di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian (UNTAD). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan ditambah kontrol yaitu MS0 0% (kontrol), MS1 0,3%, MS2 0,6%, MS3 0,9%, MS4 1,2?n di ulang sebanyak 3 kali ulangan. Hasil penelitian ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi ekstrak sereh wangi yang diuji maka semakin tinggi pula daya hambatnya terhadap pertumbuhan koloni jamur. Persentase daya hambat tertinggi adalah konsentrasi 1,2 ?n berbeda nyata pada perlakuan lainnya. Adanya daya hambat terhadap diameter koloni jamur menunjukkan bahwa senyawa anti mikroba yang terdapat pada ekstrak sereh wangi berupa sitronelal dan kavikol diduga mampu merusak jaringan dan mengakibatkan kerusakan struktur hifa jamur dan menghambat pertumbuhan spora. |