Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulPENINGKATAN PRODUKTIVITAS SAPI DONGGALA DENGAN FORMULASI PAKAN BERBASIS BAHAN BAKU LOKAL
Nama: I WAYAN SULENDRE
Tahun: 2023
Abstrak
ABSTRAK I Wayan Sulendre. Peningkatan Produktivitas Sapi Donggala dengan Formulasi Pakan Berbasis Bahan Baku Lokal. Pembimbing: Marsetyo sebagai Promotor, Damry H.B. sebagai ko-Promotor. Sapi Donggala merupakan salah satu plasma nuftah sapi potong asli Indonesia yang memiliki potensi tinggi untuk berkontribusi terhadap pemenuhan daging sapi nasional. Dalam rangka pengembangan sapi Donggala, diperlukan formula pakan yang berbasis bahan pakan lokal sehingga dapat diadopsi oleh peternak. Dalam rangka pengembangan formula pakan sapi Donggala tersebut dilakukan 4 penelitian yang menggunakan bahan pakan lokal. Penelitian 1 bertujuan untuk menguji dan mengetahui pengaruh suplementasi pakan sumber energi yang sama dan protein yang berbeda terhadap konsumsi bahan kering (BK) pakan, konsumsi energi metabolis (EM), kecernaan BK pakan, pertambahan bobot badan harian (PBBH), bobot lahir pedet (BLP) sapi Donggala induk bunting fase akhir (IBFA) yang mendapatkan rumput gajah. Penelitian 2 bertujuan untuk menguji dan mengetahui pengaruh level protein dalam pakan terhadap konsumsi BK pakan, kecernaan BK pakan, kualitas spermatozoa secara makroskopis dan mikroskopis pada sapi Donggala pejantan. Penelitian 3 menguji dan mengetahui pengaruh suplementasi legum pohon yang berbeda terhadap konsumsi BK pakan, konsumsi EM, kecernaan BK pakan, pertambahan bobot badan dan nilai ekonomi pada penggemukan sapi Donggala jantan muda (JM) yang mendapatkan hijauan jagung. Sedangkan penelitian 4 bertujuan untuk menguji dan mengetahui pengaruh pemberian pakan dengan kandungan energi dan protein tinggi terhadap konsumsi BK pakan, konsumsi EM, kecernaan BK pakan, dan PBBH sapi Donggala jantan muda. Penelitian 1 menggunakan 16 ekor sapi Donggala IBFA dengan umur kebuntingan 6 bulan. Pakan perlakuan yang dicobakan yaitu A = rumput gajah ad libitum B = A + dedak padi (0,5?BK/hari) + daun gamal (0,5?BK/hari), C = A + dedak padi (0,5?BK/hari) + bungkil kelapa sawit (0,5?BK/hari) dan D = A + dedak padi (0,5?BK/hari) + bungkil kelapa (0,5?BK/hari). Data yang diperoleh pada penelitian 1 dianalisis menggunakan analisis ragam dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Variabel yang diukur terdiri dari konsumsi BK pakan, konsumsi EM, efisiensi pakan, kecernaan BK pakan, retensi energi metabolis (EM), konsumsi air minum, PBBH, pH feses, perubahan dimensi tubuh (panjang badan, tinggi pundak, tinggi pinggul, lingkar dada), perubahan skor kondisi tubuh dan bobot lahir pedet. Penelitian ini berlangung selama 14 minggu yang terdiri atas 2 minggu masa adaptasi pakan dan 12 minggu koleksi data. Hasil Analisis ragam menunjukkan bahwa total konsumsi, konsumsi EM, kecernaan BK pakan, retensi EM, PBBH, peningakatan lingkar dada, dan skor kondisi tubuh sapi Donggala IBFA dipengaruhi secara nyata (P<0>0,05) terhadap efisiensi pakan, konsumsi air minum, pH feses, perubahan panjang badan, tinggi pundak dan tinggi pinggul dengan rataan nilai masing-masing sebesar 6,39%; 28,53 kg/hari; 6,95; 1,82 cm, 1,78 cm dan 3,46 cm. Dapat disimpulkan bahwa sapi Donggala IBFA membutuhkan suplemen sumber energi dan protein untuk mendukung pertumbuhan fetus dan sumber protein berupa bungkil kelapa menghasilkan respon yang terbaik. Penelitian ke 2 menggunakan 4 ekor sapi Donggala pejantan umur 3-4 tahun dengan bobot badan 400-450 kg, pakan yang dicobakan berupa level protein kasar (PK) yaitu 11, 13, 15 dan 17%, dengan kandungan EM 11.50-11.55 MJ/kg BK. Penelitian ini menggunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) 4x4, yang terdiri atas 4 ekor sapi Donggala dan 4 periode sebagai ulangan. Untuk setiap periode dilaksanakan selama 3 minggu (2 minggu masa adaptasi dan 1 minggu masa koleksi data). Variabel yang diukur yaitu konsumsi BK pakan, konsumsi air minum, kecernaan BK pakan, pH feses dan kualitas spermatozoa secara makroskopis (volume, kekentalan, warna, bau dan pH) dan mikroskopis (konsentrasi, gerakan massa, mortalitas, motilitas, viabilitas dan abnormalitas). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam. Sedangkan beberapa variabel kualitas spermatozoa (kekentalan, warna,dan bau, ) dianalisis secara deskriptif. .Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa level PK pakan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi BK pakan sedangkan kecernaan BK pakan dipengaruhi secara nyata (P<0 xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed>0,05) terhadap efisiensi pakan, konsumsi air minum, pH feses dan peningkatan dimensi tubuh (tinggi pundak, tinggi pinggul dan panjang badan) dengan rata-rata sebesar 6,79%; 16,64 kg/hari; 6,85, (2,10 cm, 2,34 cm dan 1,38 cm). Dapat di simpulkan bahwa penambahan pakan berupa tanaman legum memberikan respon pertumbuhan terbaik dengan pemberian lamtoro mampu meningkatkan PBBH tertinggi. Penelitian 4 menggunakan 28 sapi Donggala jantan muda umur 1,5-2 tahun dengan kisaran BB 180-200 kg, menggunakan RAK 4x6. Penelitian ini terdiri atas 4 pakan percobaan dan masing-masing diulang sebanyak 6 kali. Pakan percobaan yang digunakan adalah P1= rumput gajah (RG) ad libitum P2= RG (1?BK/hari) + (dedak padi (1,25?BK/hari) + daun gamal (1,25?BK/hari) P3= RG (1?BK/hari) + jagung giling (1,25?BK/hari) + daun gamal (1,25?BK/hari) P4= RG (1?BK/hari) + ubi kayu (1,25?BK/hari) + daun gamal (1,25?BK/hari). Penelitian ini berlangung selama 14 minggu 2 minggu adaptasi pakan dan 12 minggu koleksi data. Variabel yang diukur antara lain konsumsi BK pakan, efisiensi pakan, kecernaan BK pakan, konsumsi EM, konsumsi air minum, PBBH, pH feses, dimensi tubuh dan skor kondisi tubuh. Data yang diperoleh pada penelitian 4 dianalisis menggunakan analisa ragam. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa total konsumsi pakan, konsumsi EM, retensi EM, kecernaan BK, PBBH, peningkatan lingkar dada dan SKT dipengaruhi secara nyata (P<0>0,05) terhadap efisiensi pakan, konsumsi air minum, pH feses dan perubahan dimensi tubuh (tinggi pundak, tinggi pinggul dan panjang badan) dengan nilai rataan berturut-turut sebesar 6,89%; 19,87 kg/hari; 6.43, (3,61 cm, 2,67 cm dan 2,30 cm). Dapat di simpulkan bahwa pemberian pakan dengan sumber energi berupa jagung giling dan daun gamal memberikan respon PBBH terbaik dibanding sumber energi berupa dedak padi dan ubi kayu ditambah daun gamal. Kesimpulan umum yang diperoleh pada penelitian ini adalah bahwa performan produksi dan reproduksi sapi Donggala dengan kelas yang berbeda dapat ditingkatkan melalui perbaikan pakan yang tersedia secara lokal. Namun pemanfaatan sumber pakan tersebut harus diformulasikan sehingga memberikan peningkatan performan produksi, reproduksi dan peningkatan nilai ekonomi yang maksimal pada sapi Donggala. Kata kunci: Sapi Donggala, energi, protein, pakan lokal, produktivitas

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up