JudulKARAKTERISASI ZAT PEWARNA ALAMI EKSTRAK KLOROFIL DAN ANTOSIANIN SEBAGAI SENSITIZER KORELASI PERFORMA DAUN DAN BUAH |
Nama: IQBAL |
Tahun: 2024 |
Abstrak Iqbal. E 203 18 004. Karakterisasi Zat Pewarna Alami Ekstrak Klorofil dan Antosianin sebagai Sensitizer Korelasi Performa Daun dan Buah: Promotor : Prof. Ir. Darmawati Darwis, S.Si, M.Si, Ph.D., Co-Promotor : Prof. Ir. Zainuddin Basri, Ph.D Penelitian ini mengamati potensi pemanfaatan pewarna alami dari klorofil daun kangkung, daun bayam, dan antosianin buah naga merah sebagai sensitizer. Tanaman kangkung dan bayam ditanam dalam kondisi berbeda, yaitu di lingkungan terbuka dan di dalam rumah kaca. Ekstraksi klorofil dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut aseton 80%, sedangkan antosianin diekstraksi dengan etanol-HCl 1%. Ekstrak klorofil dan antosianin dikarakterisasi menggunakan UV-Vis spektrometer T90 pada panjang gelombang 400 nm - 700 nm. Intensitas cahaya harian di lingkungan terbuka 6,24 kali lebih besar dibandingkan rumah kaca, sementara suhu harian lebih rendah dan kelembaban relatif lebih tinggi di lingkungan terbuka. Pada daun ke-5, ekstrak tanaman kangkung di dalam rumah kaca memiliki nilai klorofil terbesar, menunjukkan bahwa daun ke-5 menyerap foton maksimal. Pemberian pH memperbesar absorbansi dan kandungan klorofil; terlihat bahwa absorbansi tertinggi untuk bayam adalah pH 5 dan ekstrak kangkung adalah pH 3. Suhu 32°C-60°C mendukung stabilitas ekstrak dengan absorbansi tinggi, suhu 60°C-100°C menyebabkan degradasi substansial, terutama pada suhu 80°C-100°C. Lama penyimpanan menyebabkan penurunan absorbansi klorofil, lebih signifikan pada bayam daripada kangkung. Tidak ada korelasi signifikan antara berat buah naga dan kandungan total antosianin, tetapi terdapat korelasi signifikan antara kandungan antosianin dalam daging dan kulit buah. Konsentrasi ekstrak terbaik adalah 1:2 dengan nilai absorbansi tertinggi 7,39 au pada panjang gelombang 537 nm. Pemberian pH 5 terlihat puncak yang tajam dan tinggi, menandakan bahwa antosianin berada dalam bentuk flavylium kation yang sangat stabil. Suhu antara 40°C hingga 70°C menyebabkan penurunan bertahap dalam nilai absorbansi antosianin, dengan kerusakan struktural yang signifikan di atas 70°C. Lama penyimpanan antosianin pada suhu ruang menyebabkan penurunan nilai absorbansi, menunjukkan degradasi antosianin seiring waktu. Hasil penelitian ini merekomendasikan pewarna alami dari kangkung, bayam, dan buah naga sebagai sensitizer. Kata Kunci : Pewarna alami, klorofil, antosianin, sensitizer, lingkungan terbuka, rumah kaca, |