JudulEKSTRAK ETANOL SABUT KELAPA MUDA (Cocos Nucifera L) DAN AKTIVITASNYA SEBAGAI ANTIBAKTERI |
Nama: NI KETUT SUMARNI |
Tahun: 2020 |
Abstrak Ni Ketut Sumarni, E 203 15 001. Ekstrak Etanol Sabut Kelapa Muda (Cocos nucifera L) dan Aktivitasnya Sebagai Antibakteri. Promotor : Asriani Hasanuddin ; Ko-Promotor 1 : Sitti Nuryanti ; dan Ko-Promotor 2 : Gatot S. Hutomo. Pengolahan limbah sabut kelapa muda (Cocos nucifera Linn) belum dilakukan secara optimal, yang berakibat pencemaran lingkungan. Padahal dalam sabut kelapa tersebut terdapat senyawa penting, yaitu metabolit sekunder sebagai antibakteri. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan senyawa metabolit sekunder dan aktivitasnya sebagai antibakteri serta daya hambatnya terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dalam produk pangan Tahu. Metode yang digunakan adalah ekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 95%, skrining senyawa metabolit sekunder ekstrak etanol dengan reagen yang spesifik, analisis aktivitas antibakteri ekstrak etanol, analisis daya hambat ekstrak etanol terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dalam Tahu, pemisahan dan pemurnian senyawa yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri, dan analisis aktivitas senyawa terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Uji statistik untuk analisis aktivitas antibakteri dan daya hambat ekstrak terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli menggunakan uji Anava pada taraf ? = 0,05. Hasil skrining senyawa metabolit sekunder menunjukkan bahwa dalam ekstrak terdapat senyawa tanin (1,73%), phenolat (1,16%), flavonoid (0,36%), alkaloid (21,32%), safonin (9,87%) dan terpenoid (8,32%). Selanjutnya dari hasil pemisahan dan pemurnian diperoleh Isolat seberat 27 mg berupa padatan putih berbentuk jarum memiliki titik leleh 115 - 118oC. Hasil analisis secara Spektroskopi UV-Vis, FTIR LC-MS dan H-NMR menunjukkan bahwa isolat tersebut memiliki kemiripan dengan senyawa Terpenoid dan Steroid. Memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap Sthaphylococcus aureus dengan daya hambat kuat pada konsentrasi 5 ppm dan 10 ppm dengan diameter zona hambat sebesar 12 mm dan 19 mm.Berdasarkan hasil analisis varians (Anava) diperoleh (p < 0,05) atau 1,75 x 10-05< 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa diantara variasi konsentrasi isolat yang diterapkan menghasilkan diameter daya hambat yang berbeda secara nyata terhadap bakteri Sthaphylococcus aureus". |