Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulKEANEKARAGAMAN JENIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA PADA AREAL REVEGETASI DAN HUTAN SEKUNDER DI KAWASAN TAMBANG PT. KEINZ VENTURA, MOROWALI UTARA
Nama: HARIS PRIYANA
Tahun: 2025
Abstrak
HARIS PRIYANA – E 202 21 024 Keanekaragaman Jenis Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Pada Areal Revegetasi dan Hutan Sekunder DI Kawasan Tambang PT. Keinz Ventura, Morowali Utara. Dibimbing oleh Wardah dan Yusran. Keberadaan jenis Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) cukup melimpah pada banyak ekosistem; jenis fungi tersebut membentuk simbiosis yang mutualistik dengan perakaran pada hampir sekitar 80% jenis tumbuhan. Karakteristik yang terdapat pada lahan pasca tambang dapat memberikan pengaruh terhadap keberadaan mikroba itu sendiri khususnya FMA. Eksplorasi jenis-jenis FMA di areal revegetasi tambang merupakan langkah awal untuk dapat mengidentifikasi dan memetakan jenis-jenis FMA yang dominan yang ada pada komposisi vegetasi di areal revegetasi tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji populasi dan keanekaragaman jenis FMA tingkat kolonisasi FMA serta kondisi fisik dan kimia tanah pada vegetasi lahan revegetasi dan hutan sekunder pada kawasan tambang nikel. Penelitian ini dilaksanakan mulai Juni sampai Agustus 2023. Lokasi pengambilan sampel tanah dan akar tanaman dilakukan di areal revegetasi dan hutan sekunder pada kawasan Tambang PT Keinz Ventura terletak di Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah. Identifikasi Jenis dan kolonisasi Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dilaksanakan di Laboratorium SEAMEO Biotrop, Bogor, Jawa Barat. Identifikasi jenis tumbuhan dilakukan di Herbarium Celebense, UPT. Sumber Daya Hayati Sulawesi (UPT. SDHS) dan analisis tanah di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Jenis-jenis spora FMA yang di temukan pada lokasi penelitian sebanyak 6 jenis FMA yaitu Glomus sp1, Glomus sp2, Glomus sp3, Glomus sp4, Enthroposphora sp1, Enthroposphora sp2. Hasil identifikasi spora menunjukkan adanya keragaman dalam bentuk, jenis serta ukuran dan jumlah spora. Terdapat warna spora yang berbeda meliputi warna bening kekuningan, kuning dan warna coklat. Spora yang ditemukan didominasi oleh warna bening kekuningan, kemudian warna coklat menjadi warna yang paling sedikit ditemukan. Lahan hutan sekunder memiliki populasi dan keanekaragaman jenis FMA yang lebih tinggi dibandingkan dengan lahan revegetasi tambang nikel. Tingkat kolonisasi FMA pada vegetasi di hutan sekunder lebih tinggi dibandingkan di lahan rehabilitai tambang. Di hutan sekunder, beberapa spesies tanaman menunjukkan tingkat kolonisasi yang signifikan, sedangkan di lahan revegetasi tambang, kolonisasi FMA umumnya rendah, dengan beberapa spesies tanaman bahkan tidak menunjukkan kolonisasi sama sekali. Hal ini mencerminkan pengaruh kondisi tanah yang lebih baik di hutan sekunder terhadap kemampuan FMA untuk menjalin hubungan simbiosis dengan tanaman.

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up