JudulESTIMASI POTENSI GAS RUMAH KACA DARI SEKTOR PERTANIAN DAN PETERNAKAN |
Nama: HENRI PANGGABEAN |
Tahun: 2023 |
Abstrak ABSTRAK Henri Panggabean, Estimasi Potensi Gas Rumah Kaca dari sektor pertanian dan peternakan Gas rumah kaca menjadi penyebab terjadinya perubahan iklim. Sektor pertanian yang terdiri dari subsektor pertanian dan subsektor peternakan merupakan salah satu sektor penyumbang gas rumah kaca. Gas rumah kaca dari sektor pertanian terdiri dari Metana (CH4), Dinitrogen oksida (N2O) dan Karbondioksida (CO2). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besar estimasi potensi gas rumah kaca dari subsektor pertanian padi dan subsektor peternakan, untuk mengetahui kontribusi setiap jenis gas rumah kaca serta memperoleh langkah mitigasi untuk mencegah peningkatan emisi gas rumah kaca dari sektor pertanian. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif melalui kuisioner di Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Kuisioner ke petani dilakukan untuk memperoleh data rejim air selama budidaya padi, rejim air sebelum penenaman padi, varietas yang ditanam, penggunaan pupuk. Kuisioner untuk peternak digunakan untuk memperoleh data jenis ternak, cara pengelolaan kotoran ternak. Data jumlah ternak dan berat rata-rata ternak diperoleh dari dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) kabupaten Sigi sedangkan data luas lahan pertanian padi diperoleh dari Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Sigi. Hasil penelitian total estimasi potensi gas rumah kaca dari sektor pertanian sebesar 24.277,39 ton CO2 eq, terdiri dari 14.538,08 ton CO2 eq dari subsektor pertanian padi dan 9739,31 ton CO2 eq dari subsektor peternakan. Kontribusi gas metana (CH4) sebanyak 22.911,45 ton CO2 eq atau sebesar 94,37%, gas dinitrogen oksida (N2O) sebanyak 1303,64 ton CO2 eq atau sebesar 5,37?n gas karbondioksida (CO2) sebesar 62,30 ton CO2 eq atau 0,26%. Langkah mitigasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi potensi beban emisi gas rumah kaca dari sektor pertanian berupa pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas, penggunaan pupuk organik berupa pupuk kandang maupun kompos, Menggunakan varietas padi yang menghasilkan emisi lebih kecil, mengontrol rejim air selama budidaya tanaman padi diupayakan agar pengairan irigasi intermitten, dan rejim air sebelum penanaman padi sebaiknya dilakukan penggenangan tidak lebih dari 30 hari sebelum tanam, serta memaksimalkan pemanfaatan jerami padi menjadi kompos atau pakan ternak Kata Kunci : Estimasi GRK, Gas Rumah Kaca, GRK dari Pertanian dan Peternakan, Sigi Biromaru dan Perubahan Iklim |