Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulSTATUS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULAR DI KAWASAN TAMBANG EMAS POBOYA KOTAMADYA PALU, SULAWESI TENGAH
Nama: ZAKI MUBAROK
Tahun: 2025
Abstrak
Penambangan emas di Indonesia dilakukan dengan system tambang terbuka, sehingga berdampak pada hilangnya vegetasi hutan, sifat-sifat tanah di lahan tambang, hilangnya flora dan fauna, serta terjadinya lereng-lereng yang mengubah kondisi hidrologis dan tingkat kesuburan tanah. Masalah yang sering terjadi ialah sulitnya lahan pascatambang ditumbuhi tanaman karena kurangnya kandungan unsur hara hingga berdampak pada kematian pada tanaman. Eksplorasi jenis-jenis FMA pada komposisi vegetasi di kawasan tambang merupakan studi awal yang penting dan diperlukan untuk dapat mengidentifikasi dan memetakan jenis-jenis FMA dominan dan spesifik yang ada pada komposisi vegetasi di kawasan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalalah untuk mengetahui status fungi mikoriza arbuskular dan komposisi vegetasi di kawasan tambang emas Poboya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2023 sampai dengan Juni 2023. Pengamatan jenis-jenis vegetasi dan penga,bilan sampel tanah dan akar dilakukan pada lahan agroforestry dan hutan sekunder di kawasan tambang emas Poboya, Kotamadya Palu, Sulawesi Tengah. Identifikasi mikroba fungi mikoriza arbuskular dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Hutan, Institute Pertanian Bogor (IPB), Bogor, Jawa Barat. Analisis sifat tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako Palu. Hasil penelitian menunjukan Jenis-jenis spora FMA yang di temukan pada lokasi penelitian sebanyak 5 jenis FMA yaitu Acaulospora sp1, Acaulospora sp2, Acaulospora sp3, Glomus sp1, Glomus sp1. Hasil pengamatan warna spora menunjukkan terdapat jenis warna spora yang berbeda meliputi warna bening kekuningan, kuning dan warna coklat. Kepadatan spora fungi mikoriza arbuskular terbanyak terdapat di lahan agroforestry, spora yang di temukan sebanyak 11 spora per 20 g tanah, sedangkan di hutan sekunder spora yang ditemukan hanya sebanyak 3 spora per 20 g tanah. Tingkat kolonisasi menunjukan tumbuhan dengan persentase kolonisasi FMA tertinggi yaitu Jati putih (Gmelina arborea Roxb) (91,8 %) dan Kemiri (Aleurites moluccana (L.)) (51.3%), tingkat kolonisasi sedang Lamtoro (Leucaena leucocephala) (33,7%). Komposisi vegetasi Pada kawasan hutan sekunder jumlah dan jenis spesies lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan agroforestry. Kerapatan relative tertinggi pada setiap fase pertumbuhan terdapat pada lahan agroforestry yaitu pada tumbuhan Kemiri (Aleurites moluccana (L.)) dan Lamtoro (Leucaena leucocephala.).

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up