Perpustakaan
DESKRIPSI DATA LENGKAP
JudulOKUPANSI ANOA (Bubalus Spp) DI CAGAR ALAM GUNUNG DAKO KABUPATEN TOLITOLI
Nama: YUSUF SULO
Tahun: 2022
Abstrak
ABSTRAK Yusuf Sulo, Okupansi Anoa (Bubalus spp) di Cagar Alam Gunung Dako Kabupaten Tolitoli (Dibimbing oleh Sri Ningsih Mallombasang dan Abdul Rosyid). Anoa adalah kerbau kerdil, endemik di pulau Sulawesi, Indonesia (dan pulau lepas pantai sekitarnya), namun anoa termasuk mamalia terestrial liar terbesar di Sulawesi. Satwa anoa dilindungi oleh Pemerintah Republik Indonesia, dikategorikan Endangered (EN) atau terancam punah berdasarkan Red List of Threatened Species IUCN dan menurut Checklist of CITES Species masuk dalam Appendix I. Informasi mengenai luas wilayah yang ditempati anoa sangatlah penting bagi upaya konservasi terutama dalam menghadapi ancaman kerusakan habitat serta perburuan anoa yang menyebabkan penurunan populasi satwa ini. Salah satu habitat anoa di alam adalah Cagar Alam Gunung Dako. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat okupansi habitat anoa serta faktor lingkungan yang mempengaruhi okupansi habitat anoa di Cagar Alam Gunung Dako Kabupaten Tolitoli. Penelitian ini menggunakan metode survei species occupancy modelling kemudian dianalisis untuk mengetahui okupansi anoa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan menggunakan aplikasi PRESENCE. Survei dilakukan secara langsung pada 10 grid penelitian seluas 3.483 hektar dengan ukuran masing-masing 2.000 m x 2.000 m (400 ha) dari 62 grid yang terdapat pada Cagar Alam Gunung Dako. Selain itu, survei juga dilakukan dengan perangkap kamera pada 6 grid penelitian yang dilalui pada saat survei langsung. Dari 46 replikasi/ulangan survei langsung, anoa terdeteksi pada 14 replikasi. Sedangkan dari 540 hari perangkap kamera, anoa terdeteksi pada 17 hari di 4 dari 6 lokasi kamera. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anoa menghuni habitat sekitar 67,59% hingga 85% di Cagar Alam Gunung Dako Kabupaten Tolitoli. Tiga model kovariat lingkungan yang paling baik dan berkorelasi positif menunjukkan bahwa anoa lebih memilih areal yang jauh dari areal budidaya dan juga jauh dari jalan serta tutupan hutan primer yang luas. Dan sebaliknya, peluang area tersebut dihuni oleh anoa rendah. Anoa terdeteksi dengan jarak terdekat dari areal budidaya yaitu 1.329 meter, sedangkan dengan jarak terdekat dari jalan yaitu 2.051 meter, dan tutupan vegetasi hutan primer minimal berisi 22,9%. Kata kunci : kovariat lingkungan, presence, replikasi, probabilitas deteksi dan model okupansi.

Sign In to Perpus

Don't have an account? Sign Up