JudulIsolasi Dan Deteksi Megalocityvirus Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Dengan Metode Polymerase Chain Reaction |
Nama: EVIFANY MARLINO |
Tahun: 2023 |
Abstrak Abstrak Evifany Marlino, E20219018, Isolasi dan Deteksi Megalocityvirus pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan Metode Polymerase Chain Reaction Meningkatnya lalulintas perdagangan dan perkembangan budidaya ikan nila, menyebabkan kekhawatiran akan penyebaran penyakit eksotik lintas daerah salah satunya infeksius Megalocytivirus, sehingga perlu dilakukan identifikasi keberadaan Megalocytivirus pada ikan nila yang ada di kota Palu dan kabupaten Sigi. Penelitian ini menggunakan sampel uji yang diambil langsung dilapangan dan sampel uji yang diduga terinfeksi Megalocytivirus dari ikan yang masuk untuk diuji penyakitnya di laboratorium Uji Stasiun KIPM Palu. Metode pengujian yang digunakan adalah metode SNI 8231-2:2018. Tahapan penelitian yang dilakukan yaitu, pengambilan data lapangan, pengambilan sampel ikan, nekropsi dan preparasi sampel, ekstraksi DNA, ampilifikasi DNA menggunakan metode PCR, elektroforensis, dan analisa hasil. gejala anemia, radang, nekrosis jaringan haemoragi, perubahan warna tubuh (disklorosis), limpa dan ginjal bengkak, hati berwarna pucat serta permukaan tubuh, sirip, dan ekor ikan yang sakit tampak lebih gelap. Pengujian Megalocytivirus pada penelitian ini diperoleh hasil positif pada sampel yang diuji yang dibawa oleh masyakarat, dengan munculnya band yang sejajar dengan kontrol positif pada 167 bp. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa hasil elektroforensis pada 48 sampel ikan nila yang diambil langsung di lapangan hasilnya negatif sementara 30 sampel dari UUPI yang berada di laboratorium positif Megalocityvirus yang berasal dari Desa Mpanau, Desa Kaleke, dan Desa Kotapulu, Kabupaten Sigi ditandai dengan munculnya band DNA berukuran 167 bp pada nested PCR yang sejajar dengan band DNA pada kontrol positif. Deteksi dini harus dilakukan sejak awal budidaya hingga akhir masa pemeliharaan, sehingga pembudidaya di Sulawesi tengah khususnya di Kota Palu dan Kabupaten Sigi dapat melakukan tindakan pencegahan dengan menerapkan budidaya berbasis biosecurity dan biosafety. Kata kunci : Megalocytivirus, Infeksi, Ikan Nila, PCR, Biosecurity ABSTRACT Evifany Marlino, E20219018, Isolation and Detection of Megalocityvirus in Tilapia (Oreochromis niloticus) with Polymerase Chain Reaction Method The increase in trade traffic and the development of tilapia aquaculture has raised concern about the spread of exotic diseases across regions, one of which is Megalocytivirus infection, so it is necessary to identify the presence of Megalocytivirus in tipaia in Palu city and Sigi district.This study used test samples taken directly in the field and test samples suspected of being infected with Megalocytivirus from incoming fish to be tested for diseases ath the KIPM Palu Office laboratory test. The test method used is the SNI 8231-2:2018 method. The stage of the research were field data collection, fish sampling, necropsy and sampel preparation, DNA extraction, DNA amplification using the PCR method, electrophorensis, and analysis of the result. The result of observations on tilapia suspected of being infected showed symptoms of anemia, inflammation, hemorrahgic tissue necrosis, body color changes (dyschlorisis), swollen spleen and kidneys, pale liver and darker body surface, fins and tail of diseased fish. Testing for H in this study obtained positive result in the tested samples brought by the community, with the appearance of a band parallel to the positive control at 167 bp. Based on the research result, it can be concluded that the result of electrophorensis on 48 tilapia sample taken direcly in the field were negative while 30 samples from UUPI in the laboratory test were positive for Megalocytivirus originating from Mpanau Village, Kaleke Village, and Kotapulu Village, Sigi Regency market with the appearance of a 167 bp DNA band on nested PCR parallel to the DNA band on the positive control. Early detection must be carried out from the beginning of cultivation until the end of the maintenance period, so that cultivators in Central Sulawesi, especially in Palu City and Sigi Regency, can take preventive measures by implementing biosecurity and biosafety based cultivation Keywords: Megalocytivirus, Infection, Tilapia, PCR, Biosecurity |