JudulIDENTIFIKASI GANGGUAN REPRODUKSI PADA PELAKSANAAN INSEMINASI BUATAN SAPI DONGGALA DI KABUPATEN DONGGALA |
Nama: Danus |
Tahun: 2019 |
Abstrak Danus. E.20215019 Identifikasi Gangguan Reproduksi Pada Pelaksanaan Inseminasi Buatan Sapi Donggala Di Kabupaten Donggala (Mirajuddin dan Yohan Rusiyantono, 2019) Permasalahan penelitian ini adalah belum diketahui gangguan reproduksi yang manamenyebabkan dengan kegagalan inseminasi buatan dan faktor yang mempegaruhi tingkat serta tahapan kegagalan reproduksi sapi Donggala, yang bertujuan untuk mendapatkan gangguan reproduksi sapi Donggala pada tahapan kelainan ovarium dan kelainan estrus yang mempengaruhi keberhasilan inseminasi buatan serta faktor yang menyebabkan gangguan reproduksi sapi Donggala pada setiap tahapan reproduksi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilaksanakan di kecamatan Sindue, kecamatan Labuan, kecamatan Banawa Tengah dan Banawa Selatan Kabupaten Donggala yang berlangsung sejak bulan Juli sampai Nopember 2016. Penelitian ini menggunakan sampel induk sapi Donggala milik kelompok ternak rakyat sebanyak 121 ekor dengan sampel sapi Donggala tersebut adalah betina yang pernah melahirkan minimal satu kali, tidak dalam keadaan bunting, tidak dalam keadaan laktasi dan tidak dalam keadaan estrus. Variabel penelitian ini adalah gangguan reproduksi meliputi kelainan anatomi ovarium (hypoplasia ovari, corpus luteumpersisten) dengan melalui pendekatan metode palpasi rektal (perabaan langsung) dan kelainan estrus (subestrus, estrus tersamar, anestrus) dengan pengamatan, serta variabel mengenai tingkat fertilitasnya adalah Non Rutern Rate (NRR) dan Conception Rate (CR) sebagai focus keberhasilan Inseminasi Buatan (IB). Variabel penelitian menunjukkan bahwa persentasi gangguan reproduksi nilainya jauh lebih rendah dengan nilai NRR dan CR daripada nilai ovarium normal lebih tinggi dari hasil evaluasi IB. Angka konsepsi hasil IB pertama pada sapi Donggala dengan anatomi dan fungsi ovarium normal adalah 95.6 % (87/91ekor), dan pada sapi Donggala dengan hypoplasia ovari adalah 9 %, (2/22 ekor), sedangkan corpus luteum persisten tidak terjadi konsepsi. Kata Kunci: Gangguan dan Kegagalan Reproduksi, Sapi Donggala |