JudulPERSEPSI DAN ADAPTASI PETANI HUTAN AKIBAT PERUBAHAN IKLIM Study Kasus: Di Desa Takibangke Kecamatan Ulubongka Kabupaten Tojo Una-una |
Nama: SIR LEYFF EVAN CRYFF |
Tahun: 2020 |
Abstrak Indonesia menjadi salah satu negara penyumbang terbesar perubahan iklim, sekaligus sangat rentan terhadap dampak yang ditimbulkannya. Perusakan hutan, degradasi lahan gambut, kebakaran hutan serta alih fungsi lahan menjadi penyebab utama masuknya Indonesia dalam urutan tiga besar penghasil emisi terbesar gas rumah kaca setelah Amerika Serikat dan China. Perubahan iklim menjadi isu yang mengancam keberlangsungan hidup, misalnya penurunan produktivitas dan kegagalan panen pada sektor pertanian dan kehutanan. Penelitian ini bertujuan mengkaji persepsi iklim dan daya adaptasi petani hutan di Desa Takibangke mengenai perubahan iklim lokal. Metode dalam penelitian ini ialah menggunakan kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan, wawancara terstruktur dan focus group discussion (FGD). Hasil yang diperoleh menunjukkan, persepsi petani hutan cukup beragam. Umumnya petani hutan memiliki persepsi bahwa perubahan iklim adalah ketidakpastian musim hujan dan panas. Meskipun petani hutan merasakan perubahan iklim, namun hanya 18,5 % yang bisa menjelaskan perubahan iklim secara umum dan benar. Menggeser waktu tanam berdasarkan pranata mangsa atau melihat posisi bintang adalah adaptasi pendekatan iklim yang paling banyak dilakukan petani hutan. Sensitivitas adaptasi terhadap perubahan iklim tidak hanya bergantung pada tingkat persepsi iklim dan pengalaman bertani saja, tingkat pendidikan dan penguatan kapasitas juga sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas adaptasi akibat perubahan iklim. Kata kunci: Perubahan iklim, persepsi, adaptasi, dan petani hutan. |