JudulTinjauan Yuridis Penggunaan Pakaian Adat Bali Oleh Pengguna Kendaraan Bermotor Di Kota Palu |
Nama: NI DEWA AYU MADE ARDIA PRAMESTI |
Tahun: 2024 |
Abstrak Ni Dewa Ayu Made Ardia Pramesti, D 101 20 154, Tinjauan Yuridis Penggunaan Pakaian Adat Bali Oleh Pengguna Kendaraan Bermotor, Pembimbing I: Dr. Syamsuddin Baco, S.H.,M.H, Pembimbing II: Rahmia Rachman, S.H., M.Kn. Fokus penelitian ini adalah penggunaan pakaian adat Bali oleh pengendara kendaraan bermotor di Kota Palu dalam berlalu lintas. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kesadaran masyarakat Kota Palu saat menggunakan pakaian Adat Bali dalam berlalu lintas serta Apa saja hambatan masyarakat Kota Palu untuk menegakkan tertib lalu lintas pada saat menggunakan pakaian Adat Bali. Metode penelitian yang digunakan yaitu yuridis empiris, dengan mengkaji atau menganalisis data yang berupa data primer dan data sekunder. Berdasarkan permasalahan yang diangkat dapat disimpulkan bahwa Tingkat Kesadaran Masyarakat Kota Palu Saat Menggunakan Pakaian Adat Bali Dalam Berlalu Lintas masih kurang, terutama dalam penggunaan helm dan penggunaan sabuk pengaman. Hal ini terjadi karena kewajiban mereka yang harus menggunakan Udeng dan Sanggul, jadi mereka sering tidak mematuhi peraturan wajib helm. Meskipun pakaian adat Bali adalah bagian dari identitas budaya yang patut dihargai dan dijunjung tinggi, namun kesadaran akan pentingnya mematuhi peraturan lalu lintas harus tetap ditanamkan. Pihak kepolisian juga telah memberikan teguran atau himbauan kepada masyarakat adat yang tidak menggunakan Helm. Namun kesadaran masyarakat terhadap adanya hukum masih kurang, oleh karena itu belum tercapainya kepatuhan berlalu lintas ketika menggunakan pakaian Adat Bali. Terdapat berbagai faktor yang menjadi hambatan masyarakat adat Bali di kota Palu yang menggunakan pakaian adat Bali tertib menggunakan helm. Faktor utama yang menjadi hambatan dalam menegakkan tertib lalu lintas di kalangan masyarakat kota Palu yang menggunakan pakaian adat Bali diantaranya karena pertimbangan budaya, dan faktor pendukung dari terhambatnya tertib lalu lintas disebabkan oleh faktor kesengajaan, kelalaian dan pengetahuan dari pengendara kendaraan bermotor itu sendiri. Maka karena itu, menemukan keseimbangan antara keamanan dan penghormatan terhadap tradisi adat bisa menjadi tantangan yang nyata bagi mereka yang mengenakan pakaian adat Bali di Kota Palu. Kata Kunci : Pakaian Adat Bali, Pengguna Kendaraan Bermotor |