JudulANALISIS KEMISKINAN PETANI DI DAERAH IRIGASI SINGKOYO KABUPATEN BANGGAI |
Nama: ANDI RULY DJANGGOLA |
Tahun: 2021 |
Abstrak Andi Ruly Djanggola. Analisis Kemiskinan Petani di Daerah Irigasi Singkoyo Kabupaten Banggai (Pembimbing Muhammad Basir, Haerul Anam dan Mohammad Ichwan) Irigasi telah dipraktekkan sejak lama di negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Sejauh ini, belum ada studi yang mampu menjelaskan kausal penting dari infrastruktur irigasi terhadap pengurangan kemiskinan petani. Penelitian ini bertujuan untuk (i) mendeskripsikan karakteristik demografi, sosial ekonomi, dan sosial budaya petani padi di daerah irigasi Singkoyo; (ii) menganalisis perbedaan produktivitas usaha tani berdasarkan perbedaan lahan yang dialiri dan tidak dialiri irigasi teknis; (iii) menganalisis perbedaan pendapatan usaha tani berdasarkan perbedaan lahan yang dialiri dan tidak dialiri irigasi teknis; (iv) menganalisis dan menetapkan tingkat kemiskinan petani di daerah irigasi Singkoyo; dan menetapkan faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan petani di daerah irigasi Singkoyo dan menjelaskan fenomena kemiskinan di area yang dialiri irigasi teknis. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja. Tiga desa mewakili petani dengan sawah yang memiliki irigasi teknis, yakni desa Sentral Timur, Tirta Sari, dan Tirta Jaya dan tiga desa yang tidak memiliki irigasi teknis, yakni desa Rusa Kencana, Mansahang, dan Sentral Timur. Dari setiap desa, dipilih 20 reponden yang memiliki usaha tani padi sawah saja dengan metode stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani di Daerah Irigasi Singkoyo memiliki sebaran usia produktif dengan tingkat pendidikan terbanyak adalah sekolah dasar (SD), dan rata-rata merupakan petani pemilik lahan sendiri. Secara proporsional, tidak terdapat perbedaan mencolok pada karakter demografi, social ekonomi, dan budaya di desa-desa yang dialiri irigasi teknis dan yang tidak. Perbedaan karakter terdapat pada aspek luas lahan dan status kepemilikan lahan. Petani responden yang berada di desa-desa yang memiliki akses irigasi teknis yang memiliki lahan lebih dari satu hektar berjumlah lebih banyak dibanding responden yang berada di desa-desa yang tidak memiliki akses irigasi teknis. Sebaliknya, jumlah petani responden pemilik lahan sendiri berjumlah lebih banyak pada desa-desa di desa-desa yang memiliki akses irigasi teknis dibanding responden yang berada di desa-desa yang tidak memiliki akses irigasi teknis. Produktivitas tertinggi padi sawah terapat pada desa-desa yang memiliki akses air irigasi teknis dibanding desa-desa yang tidak memiliki akses air irigasi teknis. Rata-rata pendapatan usaha tani dari desa yang memiliki irigasi teknis lebih tinggi dibanding desa yang tidak memiliki irigasi teknis.. Analisis perbandingan pendapatan usaha tani menunjukkan perbedaan signifikan antara usahatani padi sawah yang memiliki irigasi teknis dan yang tidak memiliki irigasi teknis. Proporsi petani responden di atas garis kemiskinan di desa yang memiliki irigasi teknis lebih tinggi dibanding petani responden di desa yang tidak memiliki irigasi teknis. Faktor Pendidikan, luas lahan, produksi beras, keaktifan dalam kelembagaan petani, keberadaan infrastruktur irigasi, ketersediaan biaya pemeliharaan irigasi, dan ketersediaan pupuk berkorelasi positif status kemiskinan petani. Adapun jumlah tanggungan berkorelasi negatif terhadap status kemiskinan petani. Dari seluruh faktor-faktor yang berkorelasi positif, luas lahan, produksi beras, dan keberadaan infrastruktur petani berkorelasi kuat dan sangat kuat terhadap status kemiskinan petani. Penelitian ini juga menemukan petani miskin yang memiliki irigasi teknis. Hasil kajian menunjukkan bahwa penurunan pendapatan disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah penggunaan air irigasi yang masih bergilir, tingginya biaya produksi karena belanja pupuk dan pestisida dengan sistem ijon, dan serangan hama tikus yang sangat meningkat karena tidak tanam serempak akibat penggunaan air irigasi secara bergilir. Kata kunci : Padi, beras, irigasi, karakteristik, produktifitas. |