JudulAnalisis Isi Humor Politik Somasi Community Pada Channel Youtube Deddy Corbuzier |
Nama: HUDAIYAH |
Tahun: 2025 |
Abstrak Konten somasi community menampilkan orang-orang yang sedang melakukan stand up comedy, bisa juga sebagai sarana untuk mengungkapkan keresahan masyarakat dengan unsur humor mengenai isu-isu yang sedang beredar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan isi humor politik pada konten somasi community dalam channel YouTube Deddy Corbuzier. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode analisis isi, pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling, sehingga tidak seluruh konten somasi community dijadikan sampel penelitian, hanya yang memenuhi indikator saja. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan lembar coding berdasarkan kategorisasi humor politik yang telah ditentukan. Sampel penelitian dikumpulkan melalui lembar coding dan data dianalisis menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam konten somasi community memuat dua pokok humor politik yaitu sarkasme politik dan satire politik. Total Kecendrungan humor politik yang ditemukan oleh peneliti adalah 40 yang terbagi menjadi dua yaitu sarkasme politik dengan frekuensi sebanyak 28 tampilan, terdiri dari sarkasme sifat 5 tampilan, sarkasme tindakan 7 tampilan, sarkasme hasil dari tindakan 5 tampilan, sarkasme himbauan 2 tampilan, dan sarkasme sebutan 9 tampilan; dan satire politik yang hanya memiliki frekuensi sebanyak 12 tampilan yang terdiri dari ironi 3 tampilan, sinisme 4 tampilan, dan sindiran 5 tampilan. Dari 40 tampilan diteliti, penulis berpendapat bahwa somasi community banyak menggunakan sarkasme politik daripada satire politik karena bentuk penyampaian sarkasme politik secara tersurat sehingga lebih mudah dipahami dan dicerna oleh penonton, dimana segmentasi penontonnya dari berbagai kalangan usia, pendidikan, pekerjaan, dan status sosial, sehingga satire politik jarang digunakan karena bentuk penyampaiannya secara tersirat yang memerlukan pemahaman yang cukup tinggi untuk mengetahui maksud yang ingin disampaikan. Frekuensi terbanyak ditemukan pada kategori sarkasme sebutan karena jenis sarkasme seperti ini lebih mudah dipahami.. Sebaliknya, frekuensi satire innuendo tercatat tidak ada, mengingat jenis satire ini membutuhkan pemahaman yang tepat dari audiens agar tidak terkesan membingungkan atau murahan. |