JudulManajemen Komunikasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir Di Kabupaten Tolitoli |
Nama: SRI NAWANG WULAN |
Tahun: 2023 |
Abstrak Sri Nawang Wulan, B50118206 “Manajemen Komunikasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Tolitoli” Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di bawah bimbingan A. Febri Herawati dan Rizqy Alfiyaty Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen komunikasi BPBD Kab.Tolitoli dimana manajeman sangat penting apalagi dalam penanganan bencana khususnya Kabupaten Tolitoli sendiri. Sejauh ini dalam meminimalisir kerugian-kerugian yang diakibatkan bencana menjadi perhatian besar dari setiap bencana yang dialami oleh Kabupaten Tolitoli maupun nasional.Selain itu, dalam penanganan bencana menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori Puji Lestari dalam Susanto dkk dan pengumpulan data melalui observasi, wawancara pribadi dan terstruktur, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan mengmabil mengambil empat narasumber yaitu (Staff) Bid. 1 Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kab.Tolitoli, Ka. Bid. 3. Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Anggota TRC sebagai relawan BPBD serta Masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tolitoli melakukan tahapan sesuai dengan undang-undang Republik Indonesia nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana. Pada perencanaan manajemen komunikasi mereka melakukan tahap prabencana dan pascabencana. Mereka sendiri memiliki organizing dan tugasnya masing-masing dalam penanganan bencana. Lalu dari perencanaan penanganan bencana maupun evaluasi mereka selalu mengkoordinasikan kerja sama dengan stakeholder terkait. Evaluasi sendiri dalam kejadian bencana mereka membuatnya ke dalam sebuah laporan rencana aksi yaitu pembangunan bertahap dari wilayah kejadian bencana. Untuk faktor pengahambat peneliti melihat bahwa BPPD Kab. Tolitoli sendiri memiliki masalah terkait jaringan komunikasi yang sulit untuk daerah terpencil dan anggaran dalam penanggulangan bencana serta kurangnya sarana prasaran yang menjadi penghambatnya aktivitas BPBD dalam penanggulangan bencana banjir. |