JudulMakna Simbolik Adat Bai'at Suku Gorontalo |
Nama: FITRAYANI HAMLAN |
Tahun: 2023 |
Abstrak ABSTRAK Fitrayani Hamlan, B 501 17 231 “Makna Simbolik Adat Baiat Suku Gorontalo” Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako. Dibawah bimbingan Edwan, sebagai konsultan I dan Nur Haidar, sebagai konsultan II. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui makna simbolik adat Baiat suku gorontalo di Kelurahan Mamboro Kecamatan Palu Utara Kota Palu. Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan wawancara mendalam. Dalam penelitian ini terdapat tiga(3) informan yang telah dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes dengan indikator denotasi, konotasi, dan mitos. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Adat Baiat mempunyai makna yang sangat religius dan Terutama tentang hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam. Baiat adalah upacara adat yang dilakukan untuk anak perempuan yang telah mengalami menstrruasi pertamanya. Pada upacara adat baiat ini sebenarnya sangat religius yaitu mengantarkan seorang anak perempuan menjadi muslimah yang seutuhnya. Dalam proses pemaknaan adat baiat ini terbagi dalam enam tahapan, yaitu (1) Monguludu (2) Momonto (3) Momuhuto (4) Mopuhutaa To Pingge (5) Momeati dan (6) Mohatamu Quran. Aspek denotasi dan konotasi mencerminkan nilai-nilai, kepercayaan, dan harapan yang dijunjung tinggi dalam adat Bai'at Suku Gorontalo. Adat ini mengandung makna simbolik yang melambangkan aspek kehidupan masyarakat, seperti kekokohan, kebersamaan, kesejahteraan, kesucian, dan keselarasan dengan alam. Sedangkan pada aspek mitos jika seorang anak perempuan tidak melakukan adat Bai'at, mereka mungkin mengalami kebingungan dan sakit-sakitan. Kata Kunci: Semiotika, Makna Simbolik, Adat Baiat. |