JudulMakna Semiotik Pementasan Teater Sanggar Seni Lentera Naskah I Mangge Mpobilisi |
Nama: Asyifatul Fatwa |
Tahun: 2021 |
Abstrak ABSTRAK Asyifatul Fatwa, B 501 14 081,Makna Semiotik Pementasan Teater Sanggar Seni Lentera Naskah I Mangge Mpobilisi. Dibimbing oleh Pembimbing I Mahpuddin Dan Pembimbing II Edwan Penelitian ini dilatar-belakangi pementasan teater dari Sanggar Seni Lentera yang memuat kearifan lokal suku Kaili, dikemas menggunakan bahasa daerah Kaili. Proses penyampaian pesan pada pementasan teater tidak hanya menggunakan komunikasi verbal tetapi juga nonverbal yang memiliki makna simbolik. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui makna semiotik yang disajikan pada pementasan teater I Mangge Mpobilisi dari sanggar seni palu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu peneliti mendeskripsikan peristiwa yang terjadi. Peneliti melakukan wawancara terhadap informan yang memiliki kemampuan dalam menjelaskan, menguraikan yang berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian ini melibatkan penulis naskah, sutradara, dalang dan dua orang aktor. Konsep penelitian mengarah pada teori semiotika dari Charles Sandres Peirce yang membagi tanda menjadi 3 yaitu ikon, indeks dan simbol. Hasil penelitian ini secara umum menunjukan bahwa informan memahami betul apa yang ada pada pementasan teater I Mangge Mpobilisi. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat makna semiotika pada atribut yang digunakan oleh para aktor dan aktris. antara lain, (1) sarung yang memiliki makna bahwa masyarakat suku Kaili memiliki gaya berpakaian yang sangat sederhana dalam kegiatan sehari-hari, (2) kentongan sebagai media penyampain informasi pada masyarakat suku Kaili, (3) toru sebagai alat penutup kepala yang digunakan masyarakat suku Kaili sebagai pelindung karena suhu yang sangat panas di kota Palu dan sekitarnya, (4) pewarna bibir berwarna merah sebagai penanda kepercayaan diri, (5) pakaian terbuka yang menandakan adanya culture shock,(6) kostum waria sebagai penanda bahwa di kota Palu perilaku melenceng menjadi waria sudah dianggap biasa. Kata Kunci : I Mangge Mpobilisi, Sanggar Seni Lentera, Makna semiotika |