JudulKomunikasi Persuasif Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu Kepada Warga Balaroa (Studi Kasus Relokasi Warga Terdampak Likuifaksi) |
Nama: MOHOMMAD FAUZI |
Tahun: 2020 |
Abstrak ABSTRAK Mohammad Fauzi B 501 13 093 Skripsi Komunikasi Persuasif Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu Kepada Warga Balaroa (studi kasus relokasi warga terdampak likuifaksi). Dibimbing oleh Bapak Mahpuddin. Untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi dan apa saja hambatan BPBD Kota Palu dalam mempersuasif warga masyarakat Kelurahan Balaroa yang terdampak bencana agar bersedia untuk direlokasi. Bencana Gempa dan Likuifaksi yang terjadi pada 28 September 2018 silam yang mengakibatkan hampir sebagian warga Kelurahan Balaroa kehilangan tempat tinggal, harta benda, dan jatuhnya korban jiwa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Diperoleh sebanyak tiga informan dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Teknik komunikasi yang digunakan untuk mempermudah proses mempersuasif masyarakat Kelurahan Balaroa agar bersedia direlokasi yaitu komunikasi persuasif. Tujuannya adalah agar masyarakat lebih mudah memahami bahwa relokasi dilakukan karena wilayah terdampak likuifaksi merupakan daerah zona merah yang berpotensi membahayakan jika tetap dijadikan wilayah hunian. BPBD Kota Palu yang bertanggung jawab mengenai sarana dan prasarana hunian tetap yang layak bagi masyarakat agar mereka merasa aman bila bersedia direlokasi. Ditengah upaya merelokasi, BPBD Kota Palu mendapatkan hambatan yakni penolakan atas relokasi tersebut karena Masyarakat Balaroa berpendapat bahwa tidak semua wilayah Balaroa merupakan zona merah. Maka BPBD kota melakukan dua upaya yaitu sosialisasi, dan pembagian formulir yang bertujuan untuk mengubah sikap penolakan masyarakat tersebut. Dengan komunikasi persuasif, BPBD Kota Palu menggunakan lima teknik pendekatan yakni Teknik asosiasi, integrasi, ganjaran, Red–Herring, dan teknik tataan. Maka relokasi berhasil dilakukan dengan dua pilihan yaitu relokasi diwilayah yang telah ditetapkan (Duyu dan Tondo), dan relokasi mandiri. Disimpulkan bahwa persuasif akan lebih efektif apabila komunikator memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi dalam berinteraksi, membangun kedekatan secara kekeluargaan, penguasaan materi yang kuat, serta durasi pertemuan yang rutin. Kata Kunci : Komunikasi Persuasif, Relokasi Balaroa dan BPBD. |